Hingga Kemarin Jumlah Titik Panas Karhutla 1.547

Selasa, 15 Oktober 2019

Pengendara melintasi kabut asap saat di jalan Kolonel H Burlian Palembang, Sumatera Selatan, Senin (14/10/2019).

GILANGNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi peningkatan titik panas (hotspot) sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam kurun waktu sepekan terakhir.

"Berdasarkan pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama seminggu terakhir (8 Oktober 2019 - 14 Oktober 2019), sejak tanggal 9 Oktober 2019 BMKG mendeteksi adanya peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah Indonesia yang saat ini tercatat sebesar 1.547 titik," ujar Deputi Bidang Meteorologi R Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangan resmi BMKG, Selasa (15/10).

Mulyono mengatakan peningkatan titik panas itu terjadi di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah titik panas di Riau, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat cenderung menurun.

"Berdasarkan pantauan citra Himawari-8 dan potensi angin bergerak ke arah Barat Daya, sebaran asap dari jumlah titik hotspot ini cenderung meluas di Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," ujar Mulyono.

Diberitakan sebelumnya, setidaknya dalam dua hari terakhir asap dampak karhutla memekat kembali di Palembang dan Jambi. Akibat pekatnya karhutla tersebut, pemerintah daerah masing-masing pun terpaksa meliburkan sekolah-sekolah di wilayahnya.

Salah satunya di Jambi, di mana pemkot wilayah itu meliburkan PAUD dan TK mulai hari ini hingga empat hari ke depan. Sementara itu untuk sekolah di atasnya hingga tingkat sekolah menengah atas dan sederajat dimundurkan jam masuknya, juga dilarang kegiatan belajar mengajar luar ruangan.

Seperti dilansir Antara, pemkot mengambil kebijakan itu kemarin setelah melihat perkembangan data Air Qualiity Monitoring System (AQMS) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi. Kemarin, kondisi kualitas udara dalam 24 jam terakhir berada di atas baku mutu, berfluktuasi dari kategori sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Terkait penanggulangan karhutla, Mulyono mengatakan beberapa wilayah di Sumatra dan Kalimantan sudah mulai turun hujan dengan intesitas ringan - sedang. Walaupun begitu, kata dia, masyarakat masih harus mewaspadai terjadinya karhutla karena kondisi yang masih fluktuatif.

"BMKG berperan aktif bersama dengan TNI, BPPT dan BNPB pada upayakan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di daerah terjadinya karhutla dengan melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca yang dilaksanakan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," katanya.