Fakta-fakta Menyedihkan tentang Siswi SMP Purworejo Korban Penyiksaan

Kamis, 13 Februari 2020

Tiga siswa menyiksa siswi SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo.

GILANGNEWS.COM - Tiga siswa yang menendangi dan memukul siswi di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo kini berujung ke polisi. Siswi yang dianiaya mengalami luka lebam dan kini hingga kini belum masuk sekolah.

"Ada luka lebam di pinggang (korban) sebelah kanan tapi tidak mengganggu aktivitas," ungkap Kapolres Purworejo, AKBP Rizal Marito saat menggelar jumpa pers di kantornya, Kamis (13/2/2020).

Para pelaku penganiayaan ini TP (16), DF (15), dan UH (15) kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di Mapolres Purworejo. Ketiganya dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 3,5 tahun bui.

Kasus penganiayaan itu viral di media sosial pada Selasa (12/2). Sehari pascaramai diberitakan, siswi tersebut belum masuk sekolah.

"Korban hari ini nggak masuk sekolah. Tapi kami tidak tahu pasti apakah karena trauma atau apa. Kami dengar korban sudah diperiksakan ke dokter juga tapi hasilnya kami juga belum tahu," kata Kepala SMP Muhammadiyah Butuh, Akhmad ketika dihubungi wartawan, pagi tadi.

Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap fakta sedih terkait siswi tersebut. Siswi yang menjadi korban penganiayaan itu merupakan keluarga kurang mampu dan berkebutuhan khusus.

"Kita minta orang tuanya tidak usah kerja dulu, buruh orang tuanya. Kita bantu keuangannya, agar ada trauma healing ke si anak, ternyata anaknya berkebutuhan khusus. Kita akan rayu agar anaknya dapat sekolah yang sesuai," ujar Ganjar di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, siang tadi.

Hal itu diketahui Ganjar setelah berkoordinasi dengan Kepala SMP Muhammadiyah Butuh, Dinas Pendidikan Jawa Tengah, dan Pemda Purworejo. Ganjar juga mendapatkan informasi soal karakteristik siswa-siswi di sekolah tersebut. Dia berencana untuk menata sekolah itu.

"Ternyata sekolah itu siswanya kecil, sedikit, dan ada lah anak-anak yang barangkali punya karakter khusus, spesial, ada yang menyebut dia nakal, iseng dan macem-macem. Ini mesti kita evaluasi, dengan murid yang hanya sedikit jangan jangan kapasitas sekolah untuk sekolah pun tidak mampu," urainya.

"Sekarang saya lagi minta regulasinya untuk ditata, dan kita ngomong sama seluruh pemangku kepentingan pendidikan, yang begini boleh tidak sih kalau dilikuidasi?" ucap Ganjar.