Keluarga Korban MH370 Gelar "Pencarian Sendiri" di Madagaskar

Senin, 21 November 2016

Foto awak kabin pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, ditampilkan saat doa bersama di sebuah sekolah di Petaling Jaya, Malaysia, 8 Maret 2016.

GILANGNEWS.COM- Keluarga para korban hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, Senin (21/11/2016), mengaku akan terbang ke Madagaskar.

Seperti diberitakan Associated Press, mereka berniat untuk mencari petunjuk yang mungkin bisa mengungkap misteri hilangnya pesawat pada Maret 2014 itu.

Sejauh ini, para penyelidik telah meneliti enam pecahan pesawat yang sebagai besar pasti atau setidaknya diyakini merupakan bagian dari pesawat naas tersebut.

Pesawat itu hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China dengan membawa 239 penumpang dan kru.

Perhimpunan keluarga korban menyebutkan, sejauh ini ini seluruh pecahan pesawat itu dikumpulkan dari wilayah lepas pantai Afrika timur.

Mereka mengaku pergi melakukan pencarian sendiri, karena hingga saat ini tak pernah ada bentuk pencarian yang sistemik dan terstruktur di wilayah itu.

"Meskipun temuan puing menjadi sangat penting, tapi tidak ada upaya pencarian sistematis, yang diselenggarakan oleh pihak yang bertanggung jawab," demikian bunyi pernyataan pihak keluarga.

"Tidak ada pilihan lain, kecuali membawanya pada diri kita sendiri untuk melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban, dan menutup kasus ini."

Grace Subathirai Nathan, yang ibunya Anne Daisy berada dalam penerbanan itu, sebagaimana dilansir kompas.com, mengaku akan pergi ke Madagaskar.

Dia akan bertolak ke sana bersama tiga warga Malaysia lain, dua dari China dan seorang dari Perancis.

Perempuan itu mengatakan, kelompok ini melakukan perjalanan mulai 3 Desember hingga 11 Desember mendatang dengan biaya pribadi.

"Kami berharap upaya kami ini mampu memobilisasi para nelayan dan warga di sekitar pantai untuk melakukan pencarian tanpa henti, hingga ditemukannya bukti yang kredibel," kata Grace.

Dalam pernyataan tertulis disebutkan, tujuh anggota perhimpunan keluarga korban MH370 itu akan menitikberatkan pencarian di lokasi-lokasi potensial.

Lokasi tersebut sebagian besar berada di sekitar Ile Saint Marie, sebuah pulau tropis di lepas pantai Madagaskar.

Selanjutnya dijelaskan, akan digelar sebuah sistem insentif yang hadiahnya menggunakan dana mereka sendiri.

Warga sekitar akan didorong untuk melakukan pencarian puing dan dibarengi dengan pembentukan sistem notifikasi, serta tempat pengumpulan lokal untuk puing-puing pesawat.

Hingga saat ini, tak satupun dari enam pecahan pesawat yang ditemukan mampu memberikan jawaban tentang apa yang terjadi atas pesawat itu.

Para investigator membutuhkan flight data recorder yang bakal mampu mengungkap misteri hilangnya pesawat tersebut.

Tim pencari diperkirakan bakal menyelesaikan penyisiran untuk areal seluas 120.000 kilometer persegi, di Samudera Hindia bulan depan.

Pihak Malaysia, Australia, dan China mengungkapkan pada Juli lalu, pengucuran dana sebesar 160 juta dollar AS akan ditunda, kecuali ada temuan bukti baru yang mengungkap lokasi spesifik jatuhnya pesawat.