2016, 300 Sapi di Rohul Mati Terkena Virus Jembrana

Selasa, 17 Januari 2017

Sapi jenis Bali di Rohul diserang virus jembrana

GILANGNEWS.COM - Virus jembrana yang menyerang sapi jenis Bali di beberapa daerah di Indonesia juga menyerang sapi milik peternak di beberapa daerah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

Sesuai catatan Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Rohul, virus jembrana yang khusus menyerang sapi jenis Bali sudah terjadi sejak November 2016 lalu. Sekira 300 ekor sapi jenis Bali milik peternak di hampir di seluruh kecamatan mati. Sedangkan sekira 1.000 sapi lain yang mengidap virus jembrana dijual hidup oleh peternak.

Sapi yang terserang virus jembrana kebanyakan di Kecamatan Tandun, Kabun yang berbatasan dengan Kabupaten Kampar. Kemudian, Kecamatan Tambusai Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Sumatera Utara.

Sapi juga banyak mati di Desa Pasir Intan Kecamatan Bangun Purba, dan virus ini terutama menyebar di daerah-daerah perbatasan.

"Penyakit pertama karena jembrana. Virus ini khusus menyerang sapi Bali, karena dari asalnya sapi memang jembrana," ujar Kepala Disnakbun Rohul Ir. H. Sri Hardono MM, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Disnakbun Rohul Ade Hapari S.Pt sebagaimana dilansir riauterkini.com, Selasa (17/1/17).

Masih didampingi pegawai Disnakbun Rohul lain, Sulaiman Sianipar, Nafsiah S.Pt, dan Doni S.Pt, Ade Hapari mengakui virus jembrana bukan hanya terjadi di Provinsi Riau atau Rohul saja, namun sudah menyebar ke seluruh Indonesia.

"Seluruh Riau sudah kena, namun virus ini tidak menyebarkan penyakit ke manusia, hanya dampak ekonomi bagi peternak. Ini merupakan kejadian pertama di Rokan Hulu," jelasnya.

Ade mengakui banyaknya sapi yang mati disebabkan lambatnya penanganan, serta kurangnya stok vaksin. Disnakbun Rohul sendiri tidak punya stok vaksin jenis ini, karena APBD Rohul masih dalam pembahasan.

"Makanya kami minta peternak sendiri yang mencarikan vaksinya, dan kami yang mengasihnya. Kami juga minta bantuan ke provinsi namun terbatas dan sudah habis," ungkap Ade dan mengakui harga vaksin untuk virus jembrana sampai Rp 800 ribu untuk 52 dosis atau 52 sapi yang sakit.

Ade mengakui lagi, bahkan Provinsi Riau sudah kehabisan stok vaksin, dan sudah meminta ke pemerintah pusat. Namun, karena banyaknya permintaan dari daerah di Indonesia, stok vaksin juga mulai menipis.

"Karena Rokan Hulu sendiri baru pertama kali ini kena virus ini, sehingga tidak menstok vaksin ini," katanya.

Ade mengakui virus jembrana menyebar di Kabupaten Rohul tidak terlepas dari pemotong, pembeli dan penjual atau Blantik yang membeli sapi dari daerah lain, padahal sapi yang dibelinya sudah mengidap virus jembrana.

Virus jembrana sendiri menyebar lewat lalat, kutu dan caplak. Ciri sapi yang terserang virus jembrana ada benjolan di sekitar bahu, keluar bercak darah di bagian paha atau kaki depan.

"Kalau tanda-tanda ini terlihat berarti sudah parah dan nggak bisa diobati lagi," ungkap Ade dan mengatakan kasus serupa juga terjadi di Desa Dayo Kecamatan Tandun.

Ade menuturkan, ke depannya memang perlu ditata lalulintas ternak, sehingga sapi mengidap penyakit tidak masuk ke Rohul. Apalagi sebelumnya, sewaktu Disnakbun masih bernama Dinas Perikanan dan Peternakan Rohul sudah menyebarkan surat edaran sapi yang masuk ke Rohul harus ada surat kesehatan dari dinas terkait daerah asalnya.

"Yang bisa lakukan ya sambil kita mengobati yang sakit, dan memberi vaksin kepada sapi yang sehat," jelasnya.

Selain itu Ade Hapari meminta agar Blantik (pembeli dan penjual sapi) mengubah prilakunya, seperti tidak memperjualbelikan sapi sakit, karena bisa berdampak buruk bagi sapi yang sehat.

"Pendekatan sudah kita sampaikan ke Camat dan Kades agar ternak dari luar daerah jangan masuk dulu. Blantik tentunya sudah mengertilah saat ini," tandas Ade Hapari dan mengakui sudah melaporkan matinya ratusan ternak sapi ke Plt Bupati Rohul H. Sukiman.***