Pemakaian BBM Jenis Pertalite Meningkat, Ini Penyebabnya

Senin, 13 Februari 2017

Kantor Pertamina

GILANGNEWS.COM - Stasiun pengisian bahan bakar umum di Jalan Ciater, Tangerang Selatan, itu hanya menyediakan satu dispenser Premium. Padahal sebelumnya pemilik SPBU menyediakan tiga mesin pengisian. Pengurangan ini karena pemilik SPBU mengubah dua dispenser penjualan Premium menjadi mesin pengisian Pertalite, yang semula hanya satu unit.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Juan Tarigan mengatakan sejumlah pengusaha SPBU belakangan gencar menambah dispenser penjualan Pertalite. “Jumlah konsumen Pertalite terus tumbuh,” katanya sebagaimana dilansir tempo.co, 9 Februari 2017 lalu.

Keuntungan lebih besar dari Pertalite ketimbang Premium membuat pengusaha tergiur menambah volume penjualan bensin oktan 90 itu. Per Agustus tahun lalu, jumlah konsumen Pertalite tumbuh 4.487 persen ketimbang saat peluncuran pada Juli 2015. Itu sebabnya penjualan Pertalite menyebar hingga mencapai 3.358 SPBU, dari semula yang hanya 103 SPBU.

Kenaikan jumlah konsumen Pertalite sudah diprediksi konsultan Pertamina. Mengutip konsultan tadi, Juan mengatakan, migrasi konsumen Premium ke Pertalite bisa mencapai lebih dari 50 persen bila selisih harganya kurang dari Rp 500. Selisih ini terjadi hampir sepanjang tahun lalu. Inilah yang membuat konsumsi Pertalite melonjak.

Di tengah lonjakan itu, Pertamina menaikkan harga Pertalite. Kenaikan pada awal Januari ini membuat selisih harga Pertalite dan Premium menjadi Rp 800. Juan mengatakan kenaikan bensin jenis Pertalite dan Pertamax itu membuat konsumsi Premium terkerek kembali di sejumlah SPBU. Akibatnya, antrean pembelian Premium mengular di sejumlah SPBU yang telanjur mengurangi jumlah dispenser Premium.

Rupanya, kenaikan harga Pertalite kembali membuat gaduh internal Pertamina. Seorang pejabat Pertamina mengatakan rencana kenaikan harga Pertalite tidak pernah disampaikan di rapat Dewan Direksi. “Direktur Utama tidak dilibatkan,” kata pejabat tadi.

Seorang pejabat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan gaduh di direksi Pertamina akibat proses pengadaan Pertalite sejak awal tidak transparan. Pegawai senior Pertamina membenarkan gelapnya proses pengadaan Pertalite.***