Pertemuan dengan PT Ivo Mas Tak Memuaskan, Suku Sakai Akan Kembali Beraksi

Jumat, 24 Maret 2017

Aksi jalan kaki suku sakai beberapa waktu lalu.

PEKANBARU, GILANGNEWS.com - Ratusan Warga Suku Sakai kembali bakal melakukan aksi berjalan kaki sejauh ratusan kilometer dari Kandis-Pekanbaru. Rencana aksi ini dilakukan menyusul tidak dipenuhinya tuntutan warga suku sakai terhadap kepemilikan lahan yang mereka klaim sebagai tanah ulayat dan saat ini dikuasai PT Ivo Mas Tunggal.
 
Hal ini terungkap setelah pertemuan antara perwakilan suku sakai dengan PT Ivo Mas di kantor Gubernur Riau, kamis (23/3/2017) berakhir tanpa kejelasan. Pemmprov Riau selaku fasilitator juga tidak bisa mencarikan jalan keluar, sementara PT Ivo Mas Tunggal bersikeras tidak mengakui status lahan milik warga suku sakai.
 
"Kemarin sudah digelar pertemuan di kantor Gubernur Riau, dimana Pemprov Riau diwakili Asisten II pak Masperi dan perwakilan PT Ivo Mas. Pertemuan itu tidak ada keputusan, tidak ada jalan keluar. Bahkan, Pemprov Riau tidak mempedulikan ini. Maka warga sakai siap akan melakukan aksi jalan kaki lanjutan," ungkap Masri dilansir cakaplah,com perwakilan Suku Sakai dalam pertemuan kemarin.
 
Dalam pertemuan itu katanya, PT Ivo Mas menawarkan bantuan dari program CSR mereka kepada masyarakat, sementara masyarakat maunya lahan yang mereka sbeut tanah ulayat dikembalikan statusnya. Sementara Pemprov Riau sebagai fasilitator tidak bisa memberikan keputusan.
 
Karena itulah, aksi lanjutan ini akan ditempuh warga sakai yang menuntut ini sebagai bentuk protes. Rencana ini lanjutnya, sudah mendapat persetujuan langsung dari Ketua Lembaga Adat Suku Sakai H Siantar.
 
"Bathin-bathin dan Ketua Lembaga Adat Suku Sakai sudah menyetujui rencana ini. Kapal waktunya tidak akan kita publis," tukasnya.
 
Masri mengatakan, setelah aksi jalan kaki beberapa waktu lalu, ada beberapa kelompok yang mencoba melakukan intimidasi, namun pihaknya tidak menggubris, karena ingin fokus menyelesaikan tuntutan warga sakai ini.
 
"Ada yang mempertanyakan, aksi kami ditunggangi. Ada juga intimidasi dari beberapa orang suku sakai sendiri. Ada juga yang tanya Dapson sebagai koordinator aksi bukan orang sakai, padahal dia (Dapson,red) adalah warga keturunan sakai dari Bathin Sam-sam. Ibuknya berasal dari bathin sam-sam," jelasnya.
 
Menurut Masri, saat ini suku sakai tak hanya terpusat di Kandis dan Minas saja. "Anak-anak suku sakai sudah banyak yang terpencar, misalnya saja di kabupaten kampar, sudah ada anak sakai yang pindah karena tidak ada sumber pekerjaan dikampung mereka sendiri," tandasnya.***