Viral, Ibu Gendong Jenazah Bayi di Angkot Karena BPJS Tidak Sediakan Ambulan

Sabtu, 23 September 2017

LAMPUNG, GILANGNEWS.com - Foto seorang ibu sedang menggendong jenazah anaknya di dalam angkot mengundang simpati dari masyarakat. Ibu yang diketahui bernama Delvasari warga Kotabumi, Lampung, ini terpaksa naik angkot karena tidak punya uang untuk membayar biaya ambulans rumah sakit.

Aang Fateas, adik Delvasari, menceritakan kisah yang dialami oleh kakaknya pada Rabu (20/9/2017) kemarin. Aang mengatakan saat itu Delvasari dan suaminya hendak membawa jenazah bayi mereka yang bernama Berlin Istana pulang ke rumah.

Berlin masuk rumah sakit pada Senin (18/9) karena kejang. Kondisinya memburuk dan dialihkan ke ruang ICU pada Rabu (20/9), namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.00 WIB.

Orang tua Berlin lalu membawa jenazah bayi berusia satu bulan itu dengan ambulans. Mereka awalnya mendapat ambulans gratis karena menggunakan BPJS.

Namun saat sudah berada di dalam mobil ambulans rumah sakit, petugas ambulans mempertanyakan kelengkapan berkas administrasi. Di dalam berkas itu terdapat perbedaan nama. Di kartu BPJS tertulis nama Berlin Istana, sedangkan di formulir rumah sakit tertulis nama Delvasari. Petugas meminta agar orang tua Berlin mengurus ulang administrasi.

"Petugas ambulans menerangkan bahwa nama di BPJS itu tidak terdaftar di formulir surat rumah sakit. Itu yang dipermasalahkan namanya beda. Kata petugasnya kalau mau pakai ambulans namanya harus sama," kata Aang saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (21/9).

Menurut Aang, kakaknya sudah membuat BPJS untuk anaknya sejak usia kandungan 7 bulan. Kala itu nama di BPJS memang tertulis nama ibunya yakni Delvasari. Baru setelah lahir nama itu diganti menjadi nama anaknya Berlin Istana.

Perbedaan nama itu harus diurus dan membutuhkan waktu yang lama. Bila keluarga tidak mau mengurus-urus surat maka akan dikenakan biaya umum. Petugas ambulans itu lalu meminta uang Rp 2 juta sebagai biaya menggunakan jasa ambulans untuk umum. Permintaan uang tersebut tanpa diketahui oleh pihak rumah sakit.

"Petugas ambulans minta uang Rp 2 juta, nah orang tua Berlin itu tidak punya uang akhirnya mereka naik angkot," ucap Aang.

Untungnya saat naik angkot ada penumpang yang baik hati yang memberikan informasi ada layanan ambulans gratis dari pemerintah daerah Bandar Lampung. Akhirnya bayi Berlin bisa pulang ke rumah duka dengan menggunakan ambulans gratis tersebut.

Menurut Aang, pihak rumah sakit sudah datang ke rumah duka untuk menyampaikan permintaan maaf pada Kamis (21/9) pagi.

Keluarga sudah memaafkan, hanya saja Aang mengaku kecewa dengan kasus yang dialami keluarganya. Dia berharap rumah sakit bisa lebih perhatian pada kasus-kasus semacam ini.

"Kami sangat menyayangkan sebagai orang yang tidak mampu, sedang kena musibah ya kecewa yah. Kita nggak ada tuntutan apa-apa, hanya saja ini untuk pelajaran bagi rumah sakit untuk lebih melihat rakyat kecil," ucapnya.

Pihak RSUD Abdoel Moeloek sudah memberikan klarifikasi lewat jumpa pers pada Rabu (20/9) malam terkait kasus Delvasari. Direktur Pelayanan RSUD Abdoel Moeloek Padilangga mengatakan, peristiwa itu terjadi hanya karena miss komunikasi antara orang tua anak dengan petugas ambulans.

Pihak keluarga sudah mendapat ambulans dan siap berangkat menuju rumah duka. Ibu dan bapak pasien sudah berada di dalam mobil, namun karena ada masalah administrasi yang kurang lengkap, ayah pasien diminta untuk melengkapi.

“Jadi petugas ambulans memanggil ayah dari anak, di situ mungkin ada (administrasi) yang perlu diperbaiki, tetapi karena keluarga sudah panik, jadi langsung ambil pasiennya dan dibawa pakai kendaraan umum,” jelas Padilangga di ICU RSUD, Rabu (20/9/2017) malam.

Masalah administrasi yang dimaksud adalah soal klarifikasi nama. Padilangga membantah pasien tidak mendapat fasilitas ambulans karena menggunakan BPJS. Pihak rumah sakit akan melakukan investigasi untuk  menyelidiki permasalahan ini.