Abbas Kepada Trump: Yerusalem Tak Dijual

Rabu, 03 Januari 2018

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan kepada Donald Trump bahwa Yerusalem bukan barang jualan.

GILANGNEWS.COM - Presiden Mahmoud Abbas menegaskan bahwa kota Yerusalem, yang selama ini diperebutkan Palestina dengan Israel, bukan barang jualan.

Abbas menekankan bahwa kota suci bagi umat Muslim, Kristiani, dan Yahudi itu tidak sebanding dengan nilai bantuan yang selama ini diberikan Amerika Serikat kepada Palestina.

"Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina dan kota itu tidak diperjual-belikan dengan emas atau miliaran dolar," ucap Abbas melalui juru bicaranya, Nabil Abu Rudeina kepada AFP, Rabu (3/1).

Abbas melalui Rudeina juga menuturkan AS sudah tidak bisa menjadi mediator perdamaian di Timur Tengah sejak Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu.

Menurutnya, Palestina tidak menentang perdamaian dan selalu mendukung jalur dialog untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan dengan Israel.

Namun, pemerintahnya hanya ingin berdamai jika perjanjian itu mencakup pembentukan negara Palestina dengan batasan-batasan wilayah seperti sebelum Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada perang 1967 silam, kata Rudeina.

"Kami tidak menentang untuk kembali bernegosiasi, tapi [negosiasi] harus didasarkan hukum dan resolusi internasional yang telah mengakui negara Palestina dan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya," ujarnya.

"Jika Amerika Serikat menginginkan perdamaian dan melindungi kepentingannya, mereka harus mematuhi semua itu."

Melalui Twitter, Trump menyebut Amerika telah mengucurkan dana ratusan juta dolar bagi Palestina setiap tahun, tapi tak kunjung dihargai atau dihormati.

"Mereka [Palestina] bahkan tidak ingin menegosiasikan traktat damai yang telah lama berjalan dengan Israel. Ketika warga Palestina tidak lagi ingin membicarakan damai, kenapa kita [AS] harus mengeluarkan dana sangat besar untuk mereka?" kicaunya.

Selama ini, AS merupakan donatur terbesar Badan PBB urusan Pemulihan bagi Pengungsi Palestina (UNRWA) dengan kucuran bantuan sebesar US$370 juta (Rp5 triliun) pada 2016.
Donald Trump mengancamm akan mencabut bantuan untuk Palestina.Donald Trump mengancamm akan mencabut bantuan untuk Palestina.
Selain dana, Washington juga telah lama menyalurkan sejumlah bantuan keamanan bagi Palestina. Sejumlah pengamat menilai langkah itu dilakukan untuk membantu menjaga stabilitas di negara tersebut.

Meski begitu, belum jelas apakah AS mengancam menarik dana bantuannya secara menyeluruh.
Di sisi lain, sejumlah pejabat Palestina menyebut ancaman Trump tersebut merupakan bentuk pemerasan.