Setnov Pamer Buku Hitam

Selasa, 06 Februari 2018

BERBINCANG: Setya Novanto (kanan) berbincang dengan kuasa hukumnya dalam sidang kasus KTP-el di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/2/2018).

GILANGNEWS.COM - Setya Novanto (Setnov) terus melakukan manuver dalam skandal korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el). Setelah berencana mengajukan diri sebagai justice collaborator (JC), mantan ketua DPR itu, Senin (5/2) menunjukkan buku hitam yang diklaim berisi catatan penting aliran uang fee KTP-el untuk anggota DPR.

Hanya, ketika ditanya apa isi buku yang bagian depannya tertulis justice collaborator dan Nazaruddin itu, Setnov justru tidak mau menjawab. Dia langsung menutup sampul buku tersebut sambil meninggalkan awak media.

"Sudah ya," kata suami Deisti Astriani Tagor tersebut di Pe­ngadilan Tipikor Jakarta.

Tentu saja, gelagat Setnov itu membuat media penasaran. Penasihat hukum (PH) Setnov, Firman Wijaya mengatakan, kliennya memang sedang me­nyiapkan strategi untuk membuka nama-nama yang diduga terlibat dalam kasus KTP-el. Nah, dalam buku hitam yang selalu dibawa Setnov itu bisa saja berisi tentang cerita sebenarnya di balik kasus KTP-el.

"Kita tunggu saja, ada waktunya, dan beliau (Setnov) sudah mempersiapkan itu," ungkap Firman.

Di sisi lain, dalam sidang kemarin, JPU KPK menghadirkan 3 orang saksi. Yakni, Dirut PT Inti Anugerah Kapitalindo Hariansyah, Dedi Prijono (kakak Andi Narogong) dan Holding Manager di Menara Imperium Rabin Iman.

Ketiganya bersaksi terkait dengan kepemilikan lantai 27 Menara Imperium Jalan HR Rasuna Said Kuningan yang pernah dipakai untuk kantor PT Mondialindo Graha Perdana dan PT Murakabi Sejahtera. Sebelumnya, kedua perusahaan itu dikaitkan dengan keluarga Setnov dan turut serta dalam lelang proyek KTP-el. Terkait hal itu, Setnov sempat memberikan tanggapan. Dia mengatakan, bahwa kantor itu memang sudah ada sejak 2009. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengakui bahwa PT Mondialindo berkantor di lantai tersebut.

"Dan sebelumnya saya salah satu pendiri (PT Mondialindo) sebelum di Menara Imperium," terangnya.

Setnov mengaku kantor itu saat ini sudah dibaliknamakan.