PWI dan P2TP2A Bantu Pasien Miskin Lasmini yang Terbaring di RSUD Bangkinang

Jumat, 16 Februari 2018

GILANGNEWS.COM - Prihatin atas nasib yang menimpa gadis remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu, Lasmini (16) yang masih terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, dua organisasi di Kabupaten Kampar yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kampar dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kampar menjenguk Lasmini sekaligus menyerahkan bantuan sejumlah uang, Jum’at (16/2/2018) sore.

Rombongan P2TP2A dipimpin Ketua P2TP2A Hafiz Tohar, Wakil Ketua Misrahayati, Bendahara Erniwati dan rombongan PWI Kampar dipimpin Ketua PWI Kampar Akhir Yani, Penasehat Netty Mindrayani yang juga salah satu koordinator bidang di P2TP2A Kampar, Wakil Bendahara Ari Amrizal serta pengurus PWI Kampar Hendri Kampai.

Tiba di ruang perawatan di lantai III RSUD Bangkinang rombongan P2TP2A langsung berbincang dengan Erdawati yang juga ibu kandung Lasmini.

Menurut penuturan Erdawati, anaknya telah dirawat selama empat hari di RSUD Bangkinang. Kondisi anaknya masih lemah dan selera makannya masih kurang. Ia mengaku, sejauh ini berharap mendapat fasilitas layanan kesehatan untuk warga kurang mampu seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau jaminan kesehatan lainnya, namun harapan tinggal harapan, ia tak kunjung tercatat sebagai salah satu peserta di beberapa program pemerintah maupun pemerintah daerah tersebut.

Apalagi ia selama ini hidup pas-pasan sebab suaminya telah meninggal sejak ia hamil anaknya Lasmini. “Ayahnya anak saya ini meninggal saat ia masih dalam kandungan,” tuturnya.

Ia mengaku saat ini telah mengantongi surat keterangan miskin dan berharap ada kebijakan dari pemerintah daerah untuk meringankan biaya pengobatan dan biaya lainnya selama Lasmini dirawat.

Kepada rombongan Erdawati juga bercerita mengenai kondisi anaknya dimana anaknya telah mengalami kelainan sejak kecil berupa pembengkakan di bagian tulang punggung belakang. Anaknya juga mengalami keterbatasan lain tak bisa bicara layaknya orang normal. Akibat kondisi itu, anaknya ini hanya mengecap pendidikan di Tamak Kanak-Kanan dan tak melanjutkan ke sekolah dasar.

Meskipun usia anaknya telah menginjak 16 tahun, namun bentuk fisiknya tidak seperti anak berusia remaja dan masih seperti anak-anak berusia dibawah 10 tahun. Kini tubuh anaknya semakin kurus. Anaknya ini hanya bisa tidur miring karena tulang punggungnya semakin membesar.

Ketua P2TP2A Kampar Hafiz Tohar terkait hal ini berjanji akan terus mengawal dan membantu keluarga kurang mampu ini. Ia berharap ada solusi secara medis agar Lasmini bisa menikmati hidup sebagaimana anak-anak lainnya. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan secara medis. Kalau misalnya diharuskan operasi kita juga akan berupaya agar operasinya bisa dilaksanakan,” ucap Hafiz.

Ia berharap pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk mencari solusi agar keluarga Lasmini mendapatkan layanan kesehatan gratis, jika tak masuk KIS, hendaknya bisa masuk dalam program jaminan kesehatan daerah.