Duterte Cabut Keanggotaan Filipina di Mahkamah Internasional

Rabu, 14 Maret 2018

Filipina menyatakan keluar dari Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC), Rabu (14/3).

GILANGNEWS.COM - Filipina menyatakan dirinya keluar dari Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC), Rabu (14/3). Alasan dibalik keputusan ini adalah serangan pejabat PBB yang disebut "kotor" oleh Presiden Rodrigo Duterte dan pelanggaran proses hukum oleh ICC.

Keputusan Duterte ini bertolak belakang dengan dirinya yang bulan lalu menyambut pemeriksaan ICC sebagai tindak lanjut keluhan seorang pengacara Filipina. Duterte dan pejabat tinggi lainnya dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan dalam perang melawan narkoba yang membunuh ribuan orang.

Sebuah pernyataan sepanjang 15 halaman dengan tanggal 13 Maret menyatakan Filipina menarik diri dari perjanjian pendiri ICC. Meski tidak disertai tanda tangan Duterte, pernyataan ini dikatakan akan "segera berlaku".

Hal ini dikonfirmasi secara terpisah oleh juru bicara dan penasihat hukum Duterte. Keduanya menyebut pemeriksaan ICC sebagai bagian dari rencana musuh presiden.

Pernyataan Duterte memuat alasan penarikannya yaitu "serangan tak berdasar, tak pernah terjadi sebelumnya dan keterlaluan" oleh pejabat PBB serta upaya jaksa ICC mendapatkan yuridiksi atas dirinya yang "melanggar proses hukum dan anggapan tak bersalah."

Juru bicara ICC Fadi el Abdallah merujuk sebagian besar pertanyaan ke jaksa pengadilan yang belum dapat segera dihubungi.

Perang Duterte melawan narkoba telah mengejutkan dunia dan mengundang kritik dari pelapor serta pejabat PBB. Salah satunya adalah Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad al-Hussein yang berkata bahwa Duterte perlu memeriksa kesehatan jiwanya pada Jumat (9/3).

Duterte terus terlibat dalam debat tanpa henti dengan para kritikus serta menolak merubah caranya menangani perang melawan narkoba. Dia juga tidak mau menerima tuduhan aktivis yang mengatakan polisinya mungkin telah membunuh para pengedar yang dicurigai.

Polisi menyangkal tuduhan tersebut dan mengaku telah membunuh sekitar 4.100 pengedar narkoba dalam baku tembak. Meski begitu, mereka mengatakan tidak berhubungan dengan orang-orang bersenjata yang membunuh sekitar 2.300 pengguna dan penjaja narkoba.

Duterte yang sangat populer di kalangan warga Filipina tidak memiliki cinta untuk ICC hingga menyebutnya "tidak berguna" dan "munafik".

Pada awalnya, Duterte menantang ICC untuk mendakwa dirinya. Dia bersedia membusuk di penjara untuk rakyatnya. Kemudian dia mengatakan dirinya lebih memilih ditembak daripada masuk penjara.

Baru-baru ini Duterte mengubah sikapnya. Dia meminta pasukan keamanan untuk tidak bekerja sama jika ada penyelidikan internasional. Minggu lalu dia mengatakan ICC "tidak dalam sejuta tahun" akan mendapatkan yuridiksi.

Pemeriksaan awal ICC setelah masuknya keluhan bertujuan menentukan apakah benar adanya kejahatan. Proses ini biasanya memakan waktu bertahun-tahun.

Jude Sabio, pengacara FIlipina yang mengajukan keluhan ke ICC tahun lalu menyebut langkah Duterte dapat diprediksi, sia-sia dan dirancang untuk menarik pendukungnya.

"Sepertinya mereka benar-benar takut. Mengapa? Karena mereka merasa bahwa ini akan dilanjut ke penyelidikan," kata Sabio kepada Reuters.

"Pernyataan itu hanya bagus untuk politik, supaya pendukungnya bisa mendengar kabar penarikan diri dari ICC. Tapi itu tidak memiliki efek hukum yang mengikat."

Menurut peraturan ICC, penarikan menjadi efektif satu tahun setelah notifikasi diterima. Duterte dan Filipina sebagai anggota berada di bawah yurisdiksi ICC. Menarik diri tidak akan mengubah yurisdiksi tersebut.

ICC hanya dapat melakukan intervensi di negara anggota saat negara tersebut tidak dapat atau tidak mau melakukan penyelidikan dan mengadili pelaku yang dicurigai. Filipina mengatakan proses hukumnya bersifat fungsional dan independen.

Senator Antonio Trillanes, yang mengajukan komunikasi pelengkap untuk mendukung keluhan Sabio, mengatakan penarikan tersebut dibuat tiba-tiba oleh Duterte yang "sadar bahwa tidak ada jalan keluar baginya di ICC".

"Duterte, dengan menarik diri dari ICC, telah secara praktis mengakui bahwa dia bersalah atas tuduhan yang diajukan," katanya dalam sebuah pernyataan.