Meski Telah Tangani 40 Ribu Pasien, Dokter Terawan Dipecat Karena Metode 'Cuci Otak'

Rabu, 04 April 2018

GILANGNEWS.COM - Tengah ramai diperbincangkan pemecatan atau pemberhentian Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dokter Terawan sendiri adalah dokter ahli yang juga menjadi Kepala RS Pusat Angkatan Darat /RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Diketahui, dokter Terawan dianggap telah melanggar kode etik karena metode 'cuci otak'nya dipersoalkan.


Bahkan, kejadian ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar menyerukan upaya penyelamatan dokter Agus ini.

Tak hanya itu, Aburizal Bakrie melalui akun Instagram-nya, mengungkapkan bahwa metode tersebut sudah menolong, baik mencegah maupun mengobati ribuan orang penderita stroke.

Berikut fakta-fakta terkait dokter Terawan yang dipecat oleh IDI, dilansir dari Warta Kota, Selasa (3/4/2018).

Simak selengkapnya di sini!

HALAMAN SELANJUTNYA

1. Metode 'cuci otak' yang dipermasalahkan

Melansir dari Warta Kota metode yang diterapkan oleh dokter Terawan bagi penderita stroke ini menjadi masalah dan membuat IDI memecatnya.

Masalah tersebut pun berlarut-larut karena Kepala RSPAD dan anggota tim dokter Presiden enggan menanggapi undangan pemeriksaan terhadap praktik 'cuci otak' itu ke rekan sejawatnya di IDI.

IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.

Padahal ada kecemasan akan keamanan dan risiko terapi tersebut untuk pasien.

Namun, dokter Terawan menjelaskan metode 'cuci otak' secara ringkas.

Yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh dari di area otak.

Penyumbatan dapat mengakibatkan aliran darah ke otak bisa macet.

Jika ini terjadi, saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.

Kondisi inilah yang terjadi pada pasien stroke.

Sumbatan itu lewat metode DSA dibersihkan sehingga pembuluhh darah kembali bersih dan aliran darah pun embali normal.

Ada cara lain, yaitu memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi pengaruh pada pembuluh darah.

Cairan itu juga menimbulkan efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi 'cuci otak'" jelas dokter Terawan.

Setelah menerapkan metode DSA inilah, nama dokter Terawan dan RSPAD menjadi melambung.

Banyak pasien yang datang berobat dan Terawan sampai menyediakan dua lantai ruangan di RSPAD khusus untuk menangani pasien stroke.

Bahkan cukup banyak tokoh yang sudah mencoba metode DSA ini.

Seperti contohnya Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendropriyono, tokoh pers Dahlan Iskan, dan juga istri sejumah figur publik lainnya.

Namun, metode ini mendapatkan penolakan paling keras dari Prof DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).

Ia menilai ada yang salah kaprah dari menerapkan metode ini.

HALAMAN SELANJUTNYA

2. Pengakuan keluarga pasien

 

Pemecatan dokter Terawan ini membuat keluarga pasien turut angkat bicara.

Hal ini diungkapkan oleh seorang keluarga pasien melalui akun Instagram-nya bernama @fitrioktarini.

"Hari ini ditelpon sejumlah kawan yang bertanya tentang pemecatan dokter terawan dari IDI.

Mereka kirimkan ke saya juga suratsurat dasar pemecatannya.

Saya awalnya khawatir apakah berkaitan dengan tekhnologi medis DSA nya yang mengakibatkan dia dipecat.. tapi ternyata bukan.

Tapi lebih karena alasan tidak hadir dalam sidang etik IDI. Legalah.

Karena buat saya, dokter terawan macam jawaban dari doa suami saya dan doa saya mungkin juga doa anakanak saya.

Suami saya stroke sejak 8 tahun lalu.

Stroke pertama penyumbatan di kanan dan kiri saraf komunikasi.

Bicaranya agak terganggu.

Seminggu kemudian dirawat di icu khusus stroke di rs. Kawasan karawaci.

Atas saran kawan, suami lanjut.

Berobat di Singapura dua minggu dengan terapi ultrasonografi, setrum otak dll...

Saya memutuskan resign waktu itu dari kantor untuk menemani dia berobat.

Suami juga menjaga pola makan dan rutin minum obat dari dokter Singapura.

Tapi.. kemudian suami saya alpa.

Dia tidak lagi konsumsi obat darah tinggi dan kolesterolnya.

Sampai, dua tahun lalu, dia makan tengkleng kambing dan kolaps.

Kakinya mulai diseret dan lemas.

Juga tangannya. Kami bawa ke dokter di Cibubur. Malam hari. Dikatakan serangan.

Dan diberi obat lalu diperbolehkan pulang. Pagi hari suami minta ditemani jogging.

Tapi kaki makin lemas. Saya bawa kemudian ke rs berbeda di cibubur. dirawat.

Hampir seminggu. Serangan ada di batang otak dan bbrp tempat. Kaki dan tangan kanannya melemah. 
Suami saya tipe orang yang tidak sabar. Merengek pulang dari rumah sakit dan minta kembali ke Singapura. Saya berat. Karena tidak mungkin ijin berminggu2. Atau resign lagi.

Akhirnya.. ada refernsi ke dokter terawan. Hari itu juga saya dan suami ke rspad pagipagi.

Dia kondisinya meweeekk terus. Katanya anak bungsunya menarinari di matanya. Kalau dia sakit. Siapa yang jaga.. ?

Sebagai istri, saya tentu gak karuan hatinya. Tapi saya berusaha kuat.

Saya tinggalkan dia di mobil karena tak kuat menunggu dan saya mengurus pendaftaran.

Suami akhirnya di DSA, otaknya dicuci, bahasa orang awam.

Dan alhamdulillah.. sampai hari ini.. dia bisa mendampingi anak2. Entah untuk oranglain.

Buat saya dia dokter yang mengembalikan 'cahaya' ke keluarga."

HALAMAN SELANJUTNYA

3. Dokter yang tidak doyan duit

Datang lagi pengakuan mengejutkan dari seorang pasien dokter Terawan bernama Bambang Kuncoro.

Ia mengaku dirinya sudah tiga kali terkena serangan stroke, berobat ke Singapura pun tidak membuahkan hasil.

Ia mengaku hanya berobat dua hari dengan dokter Terawan, ia langsung merasa sembuh.

Padahal saat itu ia terkena serangan stroke yang cukup parah, dia tidak bisa bicara, tidak bisa jalan, dan bahkan salat pun lupa.

Bambang pun juga menyebutkan bahwa dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan uang.

"Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh," kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya.

HALAMAN SELANJUTNYA

4. Pasien sembuh selang 4 hingga 5 jam pasca-operasi

Dalam perjalanannya di dunia medis, dokter Terawan terbilang cerdas dan menemukan metode baru untuk penderita stroke.

Metode tersebut biasa disebut brain flushing itu tertuang juga dalam disertasinya bertajuk 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Celebral Blood Flow, Motor Evoked Potensial, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'

Dalam pengalamannya, pasien bisa sembuh dari penyakit strokenya selang 4-5 jam pascaoperasi.

Bahkan, metode pengobatan tersebut ternyata sudah diterapkan terlebih dahulu di Jerman dengan nama paten 'Terawan Theory'.

Dokter Terawan membuktikan kepada dunia medis, bahwa meski menjadi dokter militer, ia tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh.

HALAMAN SELANJUTNYA

5. Dokter Terawan sudah tangani 40 ribu pasien stroke

 

Ayah seorang putera asal Yogyakarta ini mengaku bahwa ia sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.

"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya. Tak banyak muncul komplain dari masyarakat dan dia menganggap sebagai bukti kevalidan metode yang diterapkannya.

Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk mengatasi penderita stroke.

Yang kemudian disebut dengan terapi 'cuci otak' dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram). (*)