Bandar Narkoba di Kepulauan Meranti Kerap Manfaatkan Anak Bawah Umur Jadi Kaki Tangan dan Kurir Penj

Jumat, 06 April 2018

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau termasuk salah satu wilayah yang rentan terhadap peredaran gelap Narkotika. Letaknya yang berdekatan dengan negara tetangga serta banyaknya pelabuhan tikus, membuat pengedar punya banyak akal untuk mengelabui polisi.

Bahkan, pengedar Narkoba di kabupaten berjuluk Tanah Jantan tersebut juga kerap memanfaatkan anak bawah umur dan remaja sebagai kurir untuk menjajakan barang haram. Mereka ada yang dibayar dengan uang, hingga cukup dengan narkoba saja.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek menuturkan, tercatat ada lima kasus peredaran Narkoba yang diungkap jajarannya. Bahkan Maret 2018 lalu, pihaknya juga menemukan indikasi keterlibatan anak bawah umur yang dijadikan kaki tangan bandar narkoba.

Kepolisian bukannya tak berdaya, hanya saja status anak di bawah umur membuat mereka lepas dari jeratan hukum, karena diversi. Ini lah yang diduga dimanfaatkan para bandar untuk memakai para remaja dan anak bawah umur sebagai penjual Narkotika.

"Kemarin, akhir bulan (Maret, red), ada yang kita amankan anak di bawah umur. Bahkan ada juga yang sudah tiga kali ketangkap. Karena faktor usia, penyidik kita melakukan diversi. Memang, diduga cara ini dipakai bandar untuk menghindari langkah hukum," bebernya.

AKBP La Ode Proyek saat berbincang dengan GoRiau.com melanjutkan, selain dimanfaatkan menjadi kurir, di Kabupaten Kepulauan Meranti juga banyak ditemukan anak-anak mengkonsumsi Narkoba. Faktornya, antara lain lingkungan.

"Karena faktor lingkungan juga membuat mereka terpengaruh. Ini yang dimanfaatkan bandar Narkoba tersebut. Kan anak-anak jarang dicurigai polisi ketika bawa Sabu atau jenis lainnya. Rata-rata usia mereka antara 13 hingga 17 tahun," pungkas La Ode.

Belum lama ini, di Kabupaten Meranti sempat heboh setelah Balita berusia 3,8 tahun dinyatakan positif Narkoba setelah dilakukan cek uriene, termasuk juga ibu dari bocah tersebut. Awalnya, permen menjadi dugaan penyebab hal tersebut.

Namun setelah dilakukan uji laboratorium BBPOM, ternyata permen yang dikonsumsi si Balita negatif. Artinya, ada faktor lain yang sebabkan kenapa ibu dan anak ini bisa dinyakan positif mengandung zat Narkoba.