Polisi dituntut ungkap motif pembocoran data 1,1 juta pengguna Facebook di Indonesia

Selasa, 10 April 2018

GILANGNEWS.COM - Kepolisian Indonesia akan melakukan penyelidikan resmi kepada perwakilan Facebook setelah dipastikan sekitar 1,1 juta data pengguna Facebook di Indonesia diduga mengalami kebocoran.

"Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri (Dit Siber Bareskrim) akan memulai melaksanakan penyelidikan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Mohammad Iqbal di Jakarta, Senin (09/04).

Kepolisian juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait penggunaan data sekitar satu juta pengguna Facebook di Indonesia yang dianggap ilegal.

"Diharapkan minggu ini, Bareskrim Polri akan memanggil pihak Facebook di Indonesia," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, dalam keterangan tertulis, Senin (09/04).

Sebelumnya, Kamis (05/04) lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sudah memanggil perwakilan Facebook di Indonesia untuk mengklarifikasi informasi kebocoran data pengguna Facebook di Indonesia,

Usai pertemuan Rudiantara mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk membahas kemungkinan kasus kebocoran data pengguna Facebook itu melanggar hukum pidana.

"Meski ini bukan delik aduan, jadi ini deliknya delik umum, tetapi kami bekerja sama untuk memprosesnya," kata Rudiantara pada Kamis lalu.

Langkah hukum yang ditempuh otoritas hukum Indonesia ini seiring dengan langkah serupa yang dilakukan otoritas terkait Australia. Seperti diketahui, ada sekitar 300.000 data pengguna Facebook di negeri Kangguru itu juga diduga dimanfaatkan tanpa izin.

Senat dan Kongres AS juga berencana untuk mendengarkan pimpinan Facebook, Mark Zuckerberg, terkait persoalan ini. Tekanan serupa juga dilakukan parlemen Inggris dan Uni Eropa.

Facebook menjadi sasaran kecaman setelah laporan-laporan yang merinci bagaimana konsultan politik Cambridge Analytica -yang membantu kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016 lalu- mendapatkan dan menggunakan informasi pengguna Facebook.

Raksasa media sosial itu dituduh tidak memberitahu dengan tepat kepada para penggunanya bahwa informasi tentang profil mereka mungkin bisa diperoleh -dan juga disimpan- oleh Cambridge Analytica yang berkantor pusat di London.

Dalam keterangan resminya, Facebook menyatakan sekitar 87 juta data pengguna jejaring sosial itu telah diambil tanpa izin oleh konsultan politik itu.

Yang paling terdampak dari kebocoran data ini adalah pengguna Facebook di AS yaitu sekitar, disusul Filipina (1,4%), Indonesia (1,3%), serta Inggris (1,2%). Selebihnya terpencar di Kanada, Meksiko, Brasil, India, Vietnam dan Australia.
Polisi harus ungkap pemanfaatan data

Di tempat terpisah, pengamat media sosial, Wicaksono, mengharapkan penyelidikan kepolisiandapat mengungkap siapa pengguna data sekitar satu juta pengguna Facebook di Indonesia. Juga dimanfaatkan untuk kepentingan apa, tambahnya.

"Apakah sudah dipakai untuk kepentingan politik pada, misalnya, pilpres atau pilkada. Ini penting untuk diketahui," kata Wicaksono kepada BBC Indonesia, Senin (09/04).

Dia juga mengharapkan agar pimpinan Facebook dapat bekerjasama dengan Kepolisian Indonesia untuk mengantisipasi dampak yang akan terjadi dengan adanya penyalahgunaan data tersebut.

"Facebook harus siap bekerjasama 100% tanpa syarat," katanya.

Kepada otoritas terkait, Wicaksono kemudian meminta agar pengguna Facebook di Indonesia diberi pemahaman mengenai kerugian yang dialaminya jika data pribadinya dibocorkan secara ilegal.

"Kalau memang terbukti data tersebut sudah dipakai oleh pihak lain, mereka berhak untuk meminta Facebook melakukan langkah-langkah yang tidak merugikan pengguna lebih jauh," tandasnya.
Facebook siap 'serahkan hasil audit'

Sebelumnya, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari, mengatakan pihaknya akan patuh terhadap peraturan yang berlaku di Indonesia.

"Kami akan menyerahkan hasil audit secara menyeluruh," ujar Ruben kepada wartawan, Kamis (05/04).

Lebih lanjut dia juga mengatakan, "Bentuk pertanggungjawaban Facebook, kami akan memberikan notifikasi ke satu juta pengguna Facebook yang terkena Cambridge Analytica," tambahnya.

Facebook, sambungnya, juga tengah melakukan audit menyeluruh ke seluruh aplikasi pihak ketiga pada plaftorm mereka.

"Audit tidak hanya ke aplikasi yang tersambung dengan Cambridge Analytica. Hasil audit pasti akan kami langsung beritahu Pak Rudiantara," janjinya.