Istri Klaim Kepala Setnov Benjol dan Tak Bisa Kencing Bediri

Senin, 16 April 2018

Istri Setnov mengklaim benjolan di kepala suaminya tidak dibuat-buat.

GILANGNEWS.COM -  Istri terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP) Setya Novanto (Setnov), Deisti Astriani Tagor mengatakan bahwa ada benjolan pada jidad suaminya yang telah dibalut perban saat dirawat di kamar VIP 323 Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau, pada 16 November 2017 lalu. Deisti mengklaim Setnov belum terbangun ketika dirinya tiba.

"Kalau saya lihat dari perbannya sih dalamnya benjol pak. Tapi saya nggak buka," kata Deisti saat bersaksi untuk terdakwa merintangi penyidikan kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP, dokter Bimanesh Sutarjo, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (16/4).

Deisti mengaku tak melihat bekas darah di tubuh Setnov yang disebut mengalami kecelakaan mobil bersama mantan kontributor Metro TV Hilman Mattauch dan ajudannya Reza Pahlevi. Menurut dia, saat dirinya tiba baju sang suami sudah diganti.

"Bekas darah saya enggak lihat, karena sudah ganti baju," tuturnya.

Deisti menyatakan mengetahui Setnov kecelakaan dari kuasa hukumnya Fredrich Yunadi. Mengetahui kabar sang suami kecelakaan, Deisti pun langsung bergegas menuju RS Medika Permata Hijau, tempat Setnov dirawat. Dia tiba sekitar pukul 20.30 WIB.

Menurut Deisti, dirinya bermalam di RS Medika Permata sampai Setnov dipindahkan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jumat 17 November 2017 siang. Deisti mengaku ikut mendampingi sang suami di ambulans hingga tiba di RSCM.

"Sampai di RSCM langsung diarahkan ke IGD. Masuk kamar itu sudah malam," ujarnya.

Deisti mengatakan dirinya masih melihat sisa benjolan di dahi Setnov ketika perban di kepalanya dibuka oleh dokter. Saat itu, kata Deisti banyak dokter yang ikut memeriksa mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

"Ada sisa benjolannya masih ada. Banyak sekali yang memeriksa, ada dokter jantung, ada dokter diabetesnya," kata dia.

Lebih lanjut, Deisti juga membantah suaminya bisa berdiri untuk buang air kecil saat dirawat. Deisti mengklaim bahwa Setnov tak sanggup berdiri usai kecelakaan mobil.

"Enggak, enggak berdiri, kalau mau buang air kecil pakai pispot," kata Deisti saat bersaksi untuk terdakwa merintangi penyidikan kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP, dokter Bimanesh Sutarjo, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (16/4).

Deisti mengaku berada di dalam kamar tempat sang suami dirawat sejak malam sampai siang hari. Dia berada bersama dua orang keluarganya untuk menemani Setnov. Menurut dia, Setnov harus memerlukan bantuannya untuk buang air kecil.

"Kayanya enggak pak (buang air kecil berdiri) Pas siang saja mau buang air kecil pakai pispot," tuturnya.

Deisti mengatakan saat malam ketika dirawat, Setnov kerap mengeluhkan kepalanya yang pusing. Dia menyebut mantan Ketua DPR itu tak sanggup membuka matanya. Bahkan, menurutnya saat malam itu Setnov sempat muntah-muntah.

"Makan saja dalam keadaan merem," kata dia.

Deisti mengaku mengetahui Setnov kecelakaan dari kuasa hukumnya Fredrich Yunadi. Mengetahui kabar sang suami kecelakaan, Deisti pun langsung bergegas menuju RS Medika Permata Hijau, tempat Setnov dirawat. Dia tiba sekitar pukul 20.30 WIB.

Dalam persidangan sebelumnya, perawat RS Medika Permata Hijau, Indri Astuti mengatakan bahwa Setnov bisa berdiri tegak ketika buang air kecil, pada pagi hari. Indri menyebut Setnov masuk ke RS Medika, pada malam hari, Kamis 16 November 2017.

"Menjelang jam enam pagi saya mau cek tensi, tapi pasien masih tidur. Saya masuk lagi ke kamar itu, saya lihat bapak itu [Setya Novanto] berdiri tegak buang air kecil," tutur Indri, Senin (2/4).

Dia mengaku Setnov terlihat kaget mengetahui dirinya ada di dalam kamar. Indri menduga pria yang kala itu masih menjabat Ketua Umum Partai Golkar dan itu tak mendengar dirinya masuk ke dalam kamar.

"Mungkin dia enggak dengar saya masuk. 'Pak saya bantuin'. Si bapak itu kaget," kata Indri.

Namun, kata Indri, ada hal yang ganjil ketika Setnov akan kembali ke tempat tidurnya. Saat itu, tiba-tiba terdakwa korupsi proyek pengadaan e-KTP itu kesulitan untuk kembali membaringkan badannya. Padahal, sebelumnya Setnov bisa buang air kecil berdiri.

"Setelah [buang air kecil] itu dia merebahkan badan dengan susah payah," tuturnya.