Pasca Rentetan Tembakan dan Isu Kudeta di Arab Saudi

Ahad, 22 April 2018

Raja Salman bin Abdulaziz.

GILANGNEWS.COM -  Klaim 'penembakan drone' disampaikan polisi Arab Saudi untuk menepis kabar viral di media sosial mengenai isu kudeta di dalam Istana. Benarkah kegaduhan ini hanya karena melintasnya drone semata?

Gaduh mengenai isu kudeta ini berawal pada Sabtu (21/4) pukul 19.50 waktu Riyadh. Saat itu terdengar tembakan dari distrik Khozama, wilayah yang masuk di dalam kompleks istana Arab Saudi.

Tak lama kemudian muncul video di media sosial yang di dalamnya berisi gambar dan suara tembakan yang begitu keras. Disebutkan dalam caption video itu, kejadian terjadi di sekitar istana.

Spekulasi mengenai kegaduhan politik yang mengarah ke kudeta pun mengemuka. Apalagi 'kabinet' Arab Saudi memang sedang tak harmonis pasca penangkapan gede-gedean para pejabat yang dilakukan putra mahkota Mohammed bin Salman.

Beberapa media lokal juga mengabarkan Raja Salman bin Abdulaziz sampai dilarikan ke bunker karena situasi ini. Karena tak ada penjelasan resmi, spekulasi semakin liar.

Polisi Arab Saudi kemudian menepis spekulasi mengenai kudeta yang viral tersebut. Mereka memastikan suara tembakan itu semata-mata hanya penanganan terhadap drone liar yang melintas di sekitaran istana, bukan aksi kudeta militer maupun spekulasi lain.

"Raja Salman juga sedang berada di kebunnya di Diriya," demikian pernyataan pihak kepolisian.

Tak berhenti di situ, polisi kemudian membuka investigasi mengenai peristiwa penembakan ini. Baik itu penjaga keamanan yang menembak maupun pemilik drone akan diusut.

Pasca kejadian ini, otoritas Arab Saudi juga memberlakukan batasan ketat untuk penggunaan drone. Sampai aturan resmi diberlakukan, drone dilarang keras melintas di sekitaran istana Arab Saudi sampai radius tertentu.