20 Cabor Tolak Anis Murzil Jadi Ketua KONI, Pelantikan Tetap Dijalankan

Senin, 23 April 2018

GILANGNEWS.COM - Kisruh KONI Kota Pekanbaru ternyata belum berakhir, pasalnya 20 Cabor yang memiliki suara sah menolak Anis Murzil menjadi Ketua KONI Pekanbaru periode 2018-2022, meskipun ada penolakan yang telah ditandatangani oleh 20 Cabor tersebut namun KONI Provinsi Riau tetap melakukan pelantikan.

Seperti disampaikan Ketua Forum Penyelamat KONI dan Atlet (FPKA) Doan Nababan menyampaikan sebanyak 22 pengurus cabang olahraga yang ada di Pekanbaru menilai pelantikan Anis Murzil sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pekanbaru periode 2018-2022 ilegal. Atas dasar ini maka mereka akan kembali melakukan gugatan ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI).

Ditegaskan Doan, pelantikan yang dilakukan Senin (23/4) di Hotel Pengeran Pekanbaru itu, tanpa dihadiri sebagian besar pengurus cabor yang memiliki suara sah di KONI Pekanbaru. Artinya masih ada kisruh di tubuh organisasi olahraga itu yang belum diselesaikan.

"Tidak ada pemberitahuan ke kita. Alasan mereka dilantik pun kita tak tahu. Yang kita tahu ini kan masih konflik di tubuh KONI sendiri. Dasar mereka dilantik itu tidak ada. Cabor apa yang sama mereka sehingga bisa mendudukan Anis sebagai Ketua. Soalnya 20 cabor sudah sama kita, dan mereka telah membuat surat pernyataan penolakan terhadap Anis menjadi Ketua KONI, ungkap Doan.

Diterangkan Doan, Anis Murzil terpilih sebagai Ketua KONI Pekanbaru berdasarkan pemilihan yang ilegal. Karena yang memiliki suara sah sebanyak 28 cabor sedangkan dari 28 Cabor  tersebut 20 Cabor sudah menolak dan bergabung dengan FPKA dan hanya tinggal 8 Cabor dengan Anis, apakah ini sudah sesuai aturan  dalam pemilihan, tanya Doan.

" Aturannya 22 Cabor telah bergabung dengan kita, namun karena 2 Cabor
kepengurusannya sudah habis. Maka tinggal 20 Cabor yang aktif dan memiliki suara sah bergabung dengan kita saat ini, semua bukti penolakan mereka terhadap Anis ada dengan kita, dan akan kita laporkan ke BAORI pekan depan" jelas Doan.

Kembali ke perihal pelantikan, Doan mengaku dirinya beserta pengurus cabor yang lain mendapat ancaman untuk tidak hadir dan membuat keributan saat prosesi pelantikan berlangsung. Ancaman itu, sebutnya, berasal dari oknum aparat keamanan.

"Bahkan mereka memakai salah satu aparat keamanan (untuk) mengancam semua ketua cabor agar tidak buat aksi (saat pelantikan). Terutama saya. Harusnya kalau kita mau memajukan KONI, mereka datang dan  komunikasi sama kita dengan baik. Ini kan tidak, main ancam," sebut Doan.

Atas sikap ini, Doan menegaskan pihaknya menolak Anis Murzil sebagai Ketua KONI Pekanbaru, dan meminta agar dilakukan ulang Musyawarah Olahraga Kota Luar Biasa (Musorkorlub) KONI Pekanbaru berdasarkan keputusan BAORI sebelumnya.

Sementara itu, Ketua Pengawas FPKA Yusliadi Tanjung alias Toy mengatakan pihaknya tidak mempersoalkan siapapun yang menjadi pengurus KONI Pekanbaru. Namun hal itu harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Siapa pun pengurus, silakan. Cuma keputusan BAORI itu jelas memerintahkan KONI Provinsi Riau menunjuk careteker untuk memusdakan KONI Pekanbaru. Tapi ini tidak dilakukan. Kita sudah menyarankan, undang semua cabor dan lakukan diskusi. Tetapi ini tidak dilakukan," sebut Toy menambahkan.