Pembuang e-KTP Duren Sawit dan Bogor Diduga Orang yang Sama

Senin, 10 Desember 2018

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

GILANGNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menduga pelaku yang membuang ribuan e-KTP di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur merupakan orang yang sama dengan temuan e-KTP yang tercecer di Bogor, Mei lalu.

"Ada indikasi orang yang sama, yang dulu di Bogor dengan yang sekarang tercecer di Duren Sawit, mudah-mudahan ini bisa diungkap apa motivasinya," kata Tjahjo di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa (10/12). 

Tjahjo menyatakan bakal memberikan sanksi kepada pelaku karena melanggar prosedur. Dia berkata berdasarkan prosedur, KTP rusak atau kedaluwarsa seharusnya dihancurkan dengan cara digunting.


Jika pelakunya pegawai negeri, Tjahjo mengancam sanksi berupa penurunan jabatan hingga diberhentikan dengan tidak hormat alias dipecat.

Pada Mei lalu, Tjahjo mengaku telah menurunkan jabatan salah satu pejabat Ditjen Dukcapil yang diduga bertanggung jawab atas e-KTP yang tercecer di Bogor.

"Kita turunkan jabatannya waktu itu meski hanya kepala rumah tangga di Ditjen Dukcapil, kalau memang sekarang orang yang sama kita putus (kerjanya)," ujarnya.

Tjahjo mengatakan Kemendagri masih menunggu penyelidikan yang dilakukan aparat kepolisian soal e-KTP yang tercecer ini. 

"Kami tunggu hasil pemeriksaan tuntas dari polisi. Kami enggak mau dahului polisi. Nanti ada konpers resmi setelah kami ketemu Kabareskirim," katanya Tjahjo.

Ribuan e-KTP ditemukan tercecer di area persawahan di Jalan Bojong Rangkong, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (8/12) lalu. Ribuan e-KTP itu merupakan cetakan 2011 dan sebagian sudah habis masa berlakunya.

"Ini e-KTP cetakan pertama yang perekaman massal, (tahun) 2011-2012," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Kadis Dukcapil Pemprov) Dhany Sukma saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Polisi mengatakan e-KTP yang tercecer di Duren Sawit berjumlah 2.158 keping. 

Seluruh e-KTP itu telah dimasukkan ke dalam satu karung beras berukuran 20 kilogram dan dibawa ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Duren Sawit untuk diselidiki.

Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali meyakini kasus e-KTP tercecer di Duren Sawit tidak berpotensi memicu kecurangan di Pilpres mendatang.

"Bisa saja mengait-ngaitkan hal yang dianggap bukan menjadi potensi kecurangan dan sebagainya," kata Zainuddin di Gedung DPR, Jakarta.

Zainuddin berkata potensi kecurangan lewat e-KTP sulit terjadi karena ada tanda-tanda khusus yang membedakan e-KTP asli dan palsu. Lagipula, kata dia, e-KTP sangat susah untuk ditiru. 

"Mana yang asli, mana yang kurang, mana yang palsu bisa dicek keaslian atau pun palsunya," ungkap dia.

Kemendagri memang memiliki alat pembaca kartu (card reader) untuk mengecek keaslian e-KTP. Rencananya alat itu akan digunakan di seluruh TPS yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hal lain yang mempersulit kecurangan lewat e-KTP adalah sistem pencocokan yang dimiliki Kemendagri.

Kata Zainuddin, Kemendagri terus memperbarui pencocokan data e-KTP dengan daftar pemilih.

"Jadi kalau sampai itu digunakan untuk kecurangan itu saya kira sangat kecil kemungkinan, kecil sekali kemungkinannya," tegas dia.

Terakhir, Zainuddin menegaskan Komisi II sudah meminta Kemendagri untuk terus mengintensifkan pengawasan hingga ke daerah. 

"Tetap kami minta kepada pemerintah daerah dan Kemendagri untuk mengawasi betul tentang peredaran e-KTP. Apalagi kalau terindikasi ada yang bahkan diperjualbelikan," kata dia.