Tsunami di Selat Sunda, Feri Merak-Bakauheni Operasi Normal

Ahad, 23 Desember 2018

Ilustrasi kapal penyeberangan.

GILANGNEWS.COM - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) menyatakan operasional penyeberangan kapal feri di Pelabuhan Merak dan Bakauheni tetap berjalan normal pascagelombang tinggi dan tsunami yang menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.

Dikutip dari media, siaran pers PT ASDP Indonesia Ferry menyebutkan sejak Sabtu (22/12) hingga Minggu (23/12) pagi, layanan penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni masih tetap aman.

Namun, pihak ASDP terus berkordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

Koordinasi ini diperlukan untuk memastikan kondisi cuaca serta pengoperasian kapal berjalan lancar dan aman selama pelayaran.

Saat ini, di lintasan Merak-Bakauheni beroperasi 31 kapal dari total 59 kapal yang ada, enam di antaranya milik ASDP. Keenam kapal ASDP yang beroperasi, yaitu KMP Jatra 1, KMP Portlink, KMP Portlink III, KMP Portlink V, KMP Sebuku, dan KMP Batumandi.

ASDP tetap mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar tetap waspada selama dalam perjalanan terkait kondisi cuaca yang ekstrem, dan disarankan untuk menyeberang pada siang hari.

ASDP akan terus berkoordinasi dengan BMKG dan BPTD untuk memastikan kondisi tetap aman untuk melakukan aktivitas penyeberangan dalam posko pantauan cuaca di Merak, serta akan secara berkala memberikan informasi terkini kepada para pengguna jasa.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mencatat jumlah korban tewas akibat tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai di Selat Sunda menjadi 62 orang, korban luka-luka mencapai 584 orang, dan 20 orang lainnya dinyatakan hilang. Sementara jumlah pengungsi masih dalam pendataan.

Sedangkan kerugian fisik yang telah terdata sementara meliputi 430 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak. Sementara jumlah pengungsi masih dalam pendataan dan Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.

Terdata di Kabupaten Pandeglang ada 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Sedangkan di Lampung Selatan terdata tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka dan dua orang hilang.

Pendataan, menurut Sutopo, masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.

Di Lampung, puluhan rumah dan kapal nelayan yang berada di pinggir atau bibir Pantai Sukaraja, Telukbetung, Bandarlampung rusak akibat diterjang gelombang tinggi yang terjadi pada Sabtu malam pukul 21.30 WIB.

"Tiang-tiang rumah dan kapal nelayan maupun panggung rusak akibat dihantam ombak sejak semalam," kata Juroh, salah satu warga sekitar saat ditemui, Minggu.

Usai kejadian semalam, beberapa warga sekitar yang rumahnya mengalami kerusakan belum bisa kembali lantaran dalam kondisi miring karena beberapa tiang penyangga hancur dihantam ombak.

"Sampai saat ini belum ada yang pulang ke rumah karena rumahnya miring akibat tiang-tiang hancur," katanya.

Dia menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun puluhan rumah dan kapal nelayan hancur akibat terjangan ombak.