Anggaran Puluhan Miliar, Tak Sampai 1 Tahun Jalan Lipat Kain Hancur Lagi, Ini Kontraktornya 

Senin, 28 Januari 2019

GILANGNEWS.COM - Jalan lintas HR Soebrantas Tanah Merah Pasar Baru Lipat Kain, Kabupaten Kampar, Riau, kondisinya sangat memprihatinkan. Meski telah dilakukan pekerjaan untuk perbaikan jalan tersebut dengan anggaran Rp. 11 Miliar oleh  PT Melayu Riau dengan panjang 74 KM. Namun hanya hitungan bulan saja jalan tersebut telah hancur lagi.

Melihat kondisi tersebut, warga Lipat Kain akhirnya sudah habis kesabaran. Warga menanam pohon pisang dan pohon kelapa di tengah jalan (tepatnya di depan Pasar Lipat Kain), sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.

"Setiap tahun jalan ini terus diperbaiki, namun dua tiga bulan hancur lagi. Inilah salah satu contoh buruknya pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, ungkap Effendi, pedagang kedai harian di Pasar Lipat Kain" saat ditemui dilokasi hancurnya jalan lipat kain.

Disambung Effendi, bahwa warga tidak hanya menanam pohon di jalan, tapi juga warga berswadaya menimbun jalan dengan tanah yang dibeli warga. "Kami beli beberapa truk, satu truk Rp 200 ribu. Kalau tidak lubangnya dalam, tambah membahayakan warga yang melintas," papar Effendi.

Kondisi jalan rusak Lipat Kain memang parah, sekitar 80-90 meter. Titik jalan rusak ini, kata Effendi, memang setiap tahun diperbaiki dengan mengaspal tipis. Namun terkesan asal-asalan. Padahal jalan ini dilewati mobil tonase besar seperti truk kayu log, truk minyak sawit, truk batu bara dan lainnya.

Jika jalannya hanya diaspal tipis, maka tidak lama umurnya. "Kami sudah lapor ke RT, RW, Lurah dan pihak lainnya. Tapi tak direspon. Rusak jalan ini sudah bertahun-tahun," aku Effendi yang sudah tinggal di Pasar Lipat Kain sejak tahun 1994 ini.

Effendi mengaku setiap hari pengendara ada saja yang kecelakaan. Apalagi hujan, lubang menganga dan jalan licin. "Tak terhitung lagi kalau tabrakan. Bahkan pernah ibu naik honda jatuh dan kepalanya terhempas di aspal, lalu meninggal di tempat. Makanya kami berharap agar pemerintah memperbaikinya," katanya. 

Hal yang sama juga dituturkan Rian. Pedagang martabak yang tinggal di Lipat Kain ini juga mengaku, pekerjaan perbaikan jalan ini setiap tahun. Tapi hanya sekadar pelepas tanya saja. Sebab, tak pernah bagus hasilnya. Hanya satu dua bulan rusak lagi.

"Kami minta pemerintah respon keluhan kami ini. Harus menunggu berapa korban lagi. Kalau perlu ganti perusahaan perbaikan jalan ini. Tak pernah beres. Mau ke mana kami mengadu lagi," sebutnya. 

Jalan berlubang di daerah Lipat kain ini banyak yang membahayakan. Setidaknya lubang yang menganga besar ada empat titik, serta belasan titik lubang lainnya. Hal ini diakui Lurah Lipat Kain, Kampar Kiri Mukhtaridi. Disebutkannya, khusus di wilayah Lipat Kain ini ada beberapa jalan rusak yang membahayakan warga.

Termasuk jalan depan Pasar Lipat Kain, yang ditanam warga pohon pisang dan kelapa. Jalan ini merupakan jalan nasional yang merupakan tanggung jawab Kementerian PUPR.

Pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Dinas PU Riau melalui perwakilan Balai Kementerian. Mereka berjanji akan memperbaikinya lagi. "Karena ini anggaran baru, maka harus menunggu. Saya sudah telpon PPTK-nya Pak Syofyan. Itu katanya," sebut Lurah.

Jalur jalan lintas arah Lipat Kain, Kampar Kiri hingga perbatasan Kabupaten Kuansing, kini kondisinya banyak lubang menganga, bahkan dalam. Para supir travel juga banyak mengeluhkannya. Karena hampir setiap hari ban mobil mereka pecah masuk lubang. Tak jarang juga bersenggolan karena saling mengelak lubang. "Kami minta perbaiki lah segera," ujar Toni, supir travel Pekanbaru-Lipat Kain.

Berdasarkan data LPSE pekerjaan perbaikan Jalan Khaharuddin - Marpoyan sampai Perbatasan Kabupaten Kuansing tahun 2018 lalu, dikerjakan PT Hasrat Tata Jaya dengan pagu Rp. 13.9 M dari APBN. Sedangkan PT Melayu Riau mengerjakan perbaikan jalan batas kuansing sampai batas provinsi Sumbar dengan pagu anggaran Rp.18.6 Miliar.