Ahok masuk opsi PDIP di Pilgub DKI

Sabtu, 13 Agustus 2016

Basuki T Purnama (Ahok)

Gilangnews.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah menimbang, siapa sosok yang tepat untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta 2017. Belakangan diketahui, PDIP telah menyiapkan tiga opsi untuk bersikap di Pilgub yang akan dihelat Februari mendatang.
 
Opsi pertama adalah menduetkan petahana Basuki T Purnama (Ahok) dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok masih menjadi opsi bagi PDIP, meskipun belakangan tidak sedikit politisi-politisi PDIP yang berkomentar keras dan miring buat Ahok.
 
Sebut saja, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dalam kasus perseteruan antara Ahok dan Politikus PDIP Tri Rismaharini. Andreas menegaskan, Ahok akan semakin dibenci oleh rakyat karena ulahnya berseteru dengan Risma.
 
"Ya mungkin itu gaya pak Ahok sah saja, menurut saya, saya menilai gaya seperti itu makin lama makin menjauhkan beliau dengan masyarakat," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/8).
 
Atas kejadian ini, Andreas menyebut warga DKI akan melihat bahwa Risma jauh lebih tenang ketimbang Ahok. Menurutnya, Jakarta membutuhkan pemimpin yang tidak hanya apik dalam bekerja tetapi juga berkarakter dan tenang dalam menghadapi persoalan.
 
"Di DKI kan butuh pemimpin yang punya kapabilitas fungsional, terutama memimpin kota besar, tapi dia perlu karakter tenang, cool menghadapi permasalahan. Dalam kaitan ini Risma menunjukkan kapabilitas dan ketenangan. Toh rakyat yang melihat," tegasnya.
 
Tidak cuma Andreas, bahkan Wasekjen PDIP Ahmad Basarah juga berkomentar miring tentang Ahok. Menurut dia, Ahok sebagai pemimpin harusnya memikirkan kepentingan rakyat.
 
"Sebagai seorang pemimpin, semestinya Pak Ahok juga memikirkan kepentingan bangsa yang lebih besar. Bahwa di atas kepentingan beliau, ambisi beliau ingin menjadi Gubernur DKI Jakarta, persaudaraan seluruh bangsa Indonesia ini juga harus turut dipelihara," kata Basarah.
 
Kepentingan individu Ahok, kata dia, membuat orang nomor satu di DKI Jakarta itu sering merusak kohesi kebangsaan.
 
"Pernyataan beliau itu menimbulkan perasaan tersinggung dan sebagainya, hentikanlah. Itu demi kebaikan bersama," tegasnya.
 
Kendati demikian, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui Ahok masih masuk opsi PDIP untuk diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Namun, sampai saat ini PDIP belum menegaskan opsi mana dari tiga yang akan dipilih oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
 
"Ada skenario yang sebagai opsi pertama pasangan Ahok dan Djarot, kemudian suara arus bawah pemimpin dibutuhkan kerendahan hati, membangun ke depan lebih baik daripada menimbulkan persoalan-persoalan hanya karena disiplin berbicara itu masukan yang kami dengar," kata Hasto di depan kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta, Jumat (12/8).
 
Untuk opsi kedua, lanjut Hasto, dipilih dari opsi penjaringan. Di sini, menurut Hasto, lebih pada keterlibatan semua pengurus DPP.
 
"Kedua opsi yang berjalan penjaringan, ada tanggung jawab DPP partai ketika proses diambil sebagai keputusan politik itu melalui pertimbangan objektif dan politik," kata dia.
 
Opsi terakhir, kata dia, melahirkan pemimpin baru. Nah opsi ini yang tengah dipersiapkan oleh PDIP.
 
"Tiga skenario melahirkan pemimpin berdasar pemetaan politik ini sudah kami persiapkan," tutupnya.
 
[P]
 
Sumber Merdeka.com