Siswi Cilik Bersiap Kibarkan Merah Putih di Perbatasan Indonesia

Rabu, 17 Agustus 2016

Marwa Arung Armadani, pembawa baki bendera paskibra cilik Kabupaten Nunukan dalam latihan upacara bendera. Tahun ini dalam memperingati Upacara HUT RI ke 71 di Nunukan, semua pelaksana kegiatan adalah anak anak siswa sekolah dasar.

Gilagnews.com – Kulitnya yang hitam semakin legam dipanggang terik matahari.
 
Peluh yang menetes tak dihiraukannya. Konsentrasinya cuma tertuju penuh pada langkah kaki menuruni tangga, sembari menopang nampan yang berisi bendera merah putih.
 
Marwa Arung Armadani, siswi kelas V SDN Utama 1 Nunukan ini tak terlihat lelah, ketika gladi resik pelaksanaan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT ke 71 RI.
 
“Kami paskibra cilik siap mengibarkan bendera merah putih di perbatasan,“ kata dia di sela istirahat latihan Minggu (15/6/2016) lalu.
 
Semangat dan optimisme terlihat di wajah 71 peserta pasukan pengibar bendera cilik yang lebih dari sebulan terakhir menjalani latihan baris berbaris di bawah pengawasan anggota TNI AL Nunukan.
 
Mereka memahami tugas mereka tidak ringan untuk mengibarkan bendera dalam upacara peringatan hari kemerdekaan di Stadion Sei Bilal, Nunukan.
 
Dulunya siswa SD di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara ini lebih banyak libur sekolah ketika pelaksanaan peringatan HUT RI. Sebab, para guru harus mengikuti upacara bendera di Kantor Bupati Nunukan.
 
Namun sejak lima tahun terakhir, seluruh siswa SD khususnya di Pulau Nunukan memiliki agenda kegiatan baru.
 
Setiap menjelang peringatan HUT RI, mereka berkesempatan menjadi anggota paskibra cilik.
 
Tradisi ini bermula dari keprihatinan sejumlah orangtua siswa SD 05 Nunukan. Sebab saat HUT RI siswa sekolah dasar ini dulu justru tidak ikut merasakan semangat kemerdekaan.
 
Jauhnya letak Kantor Bupati Nunukan yang berada di Kecamatan Nunukan Selatan menjadi kendala bagi siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Nunukan untuk mengikuti upacara bendera.
 
Akhirnya, dengan semangat beberapa orangtua siswa SD 05 membentuk paskibra cilik di lingkungan sekolah.
 
Kendala biaya untuk menopang kegiatan paskibra cilik disikapi dengan urunan bersama dan mengedarkan proposal demi terlaksananya kegiatan pengibaran bendera di lingkungan sekolah mereka.
 
“Untuk seragam saja satu anak bisa Rp 700 ribu. Ini dikalikan 71 siswa peserta paskibra cilik. Beruntung orangtua siswa mendukung dengan urunan dan pantia mengedarkan proposal bantuan,” ujar Sekretaris Pelaksanaan Kegiatan Paskibra Cilik Abdul Wahid.
 
Di benak Marwa kecil yamg masih duduk dikelas 3 sekolah dasar, menjadi bagian pasukan pengibar bendera pusaka ternyata menjadi obsesi tersendiri demi melihat gagahnya mengenakan seragam putih putih.
 
Tak heran, dia kemudian berupaya gigih untuk bisa menjadi bagian dari kegiatan paskibra cilik.
 
”Bangga bisa menjadi paskibra cilik. Kelihatan gagah kalau mengenakan seragamnya. Senang bisa menjadi paskibra cilik karena dulu hanya bisa melihat saja,” imbuhnya.
 
Menanamkan rasa cinta kepada Tanah Air sejak dini kepada siswa sekolah dasar menjadi agenda utama kegiatan paskibra cilik
 
Menurut panitia pengagas keberadaan paskibra cilik SD 05, penanaman rasa cinta Tanah Air justru harus ditanamkan sejak dini.
 
Dua tahun terakhir kegiatan paskibra cilik hanya di lingkungan SD 05 Nunukan. Namun sekarang menjadi agenda Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.
 
Sekolah yang terlibat pun semakin banyak. Tahun ini ada 11 SD yang mengirimkan siswanya untuk menjadai bagian dari paskibra cilik 2016.
 
Upacara Serba SD
Dalam memperingati HUT kemerdekaan RI ke 71 tahun 2016, rencananya upacara di stadion Sei Bilal seluruh pelaksana kegiatan akan dilaksanakan oleh seluruh siswa SD.
 
Selain paskibra cilik, nantinya pembawa acara, pembaca UUD 45, pembaca Pancasila hingga pendukung acara hiburan seluruhnya adalah dari siswa sekolah dasar.
 
“Rencananya semua anak SD pelaksana adalah siswa SD. Termasuk pergelaran tarian kolosal seluruhnya anak SD,” kata Abdul Wahid.
 
Bahkan pemimpin upacaranya siswa kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Alkhaerat terlihat mungil di tengah luasanya lapangan bola Stadion Sei Bilal.
 
Meski semikian, suara kantang Firman mampu membius peserta gladi resik upacara.
 
“Kita piih Firman karena perawakn kecilnya ditunjang dengan suara yang lantang,” imbuh Abdul Wahid.
 
Abdul Wahid mengaku seluruh tahapan paskibra cilik telah dialalui oleh 71 anggota paskibra.
 
Dari proses seleksi, latihan rutin hingga mandi merah putih, salah satu tradisi dari TNI AL sebagai pelatih, hingga pengukuhan menjadi anggota paskibra cilik.
 
Hal ini dipastikan telah mematangkan jiwa mereka untuk siap menerima tugas mengibarkan bendera merah putih di wilayah perbatasan.
 
Dia yakin pelaksanaan upacara memperingati HUT ke 71 RI yang akan diikuti oleh 2000 lebih peserta upacara yang akan digelar Rabu (17/8/2016) akan suskes dilaksanakan.
 
“Bagi anak anak yang tumbuh di wilayah perbatasa ini sangat penting untuk menanamkan rasa nasionalisme sejak dini,” ujar Abdul Wahid.
 
[P]
 
Sumber Kompas.com