Dituduh Sodomi Belasan Bocah, Ulama Bangladesh Ditangkap

Selasa, 23 Juli 2019

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Seorang ulama di Bangladesh ditangkap atas tuduhan sodomi. Ulama berusia 42 tahun ini dituduh menyodomi belasan bocah laki-laki di sebuah pesantren setempat.

Seperti dilansir AFP, Selasa (23/7/2019), ulama bernama Idris Ahmed (42) ini telah ditangkap kepolisian setempat, terkait dugaan menyodomi 12 bocah laki-laki yang berusia 12-19 tahun, di sebuah pesantren di wilayah Dakhshin Khan, Dhaka.

Kepolisian setempat menyatakan, salah satu tindak sodomi dilakukan satu pekan sebelum dia ditangkap. Polisi juga menyebut bahwa Ahmed merekam aksi bejat yang dilakukannya terhadap bocah-bocah itu.

Ahmed tercatat sebagai orang ketiga yang ditangkap dari sebuah pesantren di Bangladesh, terkait kasus pemerkosaan sepanjang bulan ini.

Beberapa waktu lalu, dua kepala sekolah di Bangladesh ditangkap atas tuduhan memperkosa murid perempuan di dua madrasah berbeda.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah bekas murid laki-laki di beberapa madrasah setempat mengakui via media sosial bahwa mereka pernah disodomi atau dicabuli oleh guru dan murid yang lebih tua.

Media-media mainstream di Bangladesh kebanyakan tidak mengulas kasus semacam ini, kemungkinan besar karena isu tersebut tergolong sangat sensitif di negara yang konservatif ini.

Tahun ini, Bangladesh dikejutkan oleh pembunuhan seorang gadis berusia 19 tahun bernama Nusrat Jahan Rafi, yang dibakar hingga tewas setelah melaporkan seorang kepala madrasah yang memperkosanya. Pembunuhan keji terhadap gadis ini disebut diperintahkan oleh si kepala madrasah, setelah gadis itu menolak mencabut laporannya di polisi.

Kelompok-kelompok HAM setempat melontarkan kekhawatiran soal meningkatnya jumlah kasus kejahatan seks terhadap anak. Kelompok HAM setempat, Manusher Jonno Foundation, merilis laporan yang menyebut 399 anak, termasuk delapan anak laki-laki, telah menjadi korban pemerkosaan dan percobaan pemerkosaan di Bangladesh dalam kurun waktu enam bulan pertama tahun 2019 ini. Dari jumlah itu, sekitar 16 korban di antaranya telah tewas.

Abdus Shahid selaku Kepala Forum Shishu Adhikar Bangladesh -- kelompok HAM anak -- menyebut ada 'budaya impunitas' yang kuat di Bangladesh.