Nasional

Brutal Pelajar di Manado Keroyok Guru Lalu Tikam hingga Tewas

Pelajar SMK yang ditangkap karena mengeroyok guru SMK sebelum ditikam hingga tewas.

GILANGNEWS.COM - Alexander Warupangkey (54), guru SMK Ichtus, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), tewas ditikam murid sendiri. Tragisnya, dia dikeroyok secara brutal oleh sang murid, sebelum ditikam.

Kapolresta Manado Kombes Benny Bawensel menerangkan, peristiwa ini bermula ketika Alexander menegur pelaku berinisial FL yang merokok di lingkungan sekolah.

Kronologinya, pelaku sedang diminta untuk mengangkat tanah dalam plastik. Setelahnya, pelaku istirahat dan merokok di sekolah.

"Guru agama ini datang menegur karena merokok dan pelaku tersinggung," kata Benny saat dimintai konfirmasi, Selasa (22/10/2019).

Dari situ, pelaku pulang ke rumah yang kebetulan jaraknya tak jauh dari sekolah lalu mengambil pisau. Alexander kemudian ditikam saat keluar sekolah menggunakan motor.

"Ditusuk beberapa kali," sebut Benny.

Pelaku yang sudah diamankan polisi ini mengaku tersulut emosi kepada Alexander saat ditegur. Hingga akhirnya FL mengambil pisau di rumahnya.

"Saat menegur saya, Pak Guru (korban) bilang 'silakan lapor ke orang tua kalau tidak terima teguran'. Di situ emosi saya terpancing," kata pelaku berinisial FL di Mapolresta Manado, Selasa (22/10) malam.

Siswa kelas XI ini kembali ke sekolah dengan pisaunya dengan niat melukai sang guru. Korban pun berteriak kesakitan hingga akhirnya ditolong penjaga sekolah dengan membawa Alexander ke rumah sakit terdekat.

"Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Auri dan dirujuk ke RSUP Prof Kandou, Manado," ujar penjaga sekolah, Teguh.

Namun, nyawa Alexander tak tertolong. Dia meninggal dunia pukul 20.45 Wita. Jasad korban pun diautopsi di RS Bhayangkara, Manado.

Polisi kemudian terus mendalami kasus ini. Sebanyak 6 saksi diperiksa dan terungkap ada aksi pengeroyokan sebelum korban ditikam.

"Kepolisian akhirnya menetapkan satu tersangka baru, yakni OU (17), yang ikut mengeroyok korban ketika pelaku FL melakukan aksi penikaman," ujar Benny saat dimintai konfirmasi, Sabtu (26/10/2019).

OU juga merupakan pelajar di SMK Ichtus. Dia ditangkap polisi pada Jumat (25/10) di rumahnya, Desa Koka, Mapanget Barat. Polisi rencananya akan menggelar rekonstruksi ulang kasus penikaman Alexander serta memeriksa psikologis kedua tersangka.

"Pemeriksaan psikologi penting untuk menilai bagaimana psikologi anak, agar penyidik dapat gambaran jelas terkait kondisi anak," imbuh Benny.

Jenazah Alexander dimakamkan di TPU Kelurahan Sasaran, Tondano Utara. Semasa hidupnya, Alexander dikenal sebagai sosok yang selalu menebar kebaikan.

"Pak Alex adalah panutan. Semasa hidup selalu menebar kebaikan di mana saja dia pergi atau bertugas," ujar sahabat korban, Nita Manueke.


Tulis Komentar