Nasional

Menhub Jamin Sriwijaya Laik Terbang Meski Cerai dengan Garuda

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan Sriwijaya Air Group masih memenuhi syarat operasional, meskipun telah bercerai dengan Garuda Indonesia Group.

Budi menyatakan telah membahas operasional Sriwijaya dengan manajemen perseroan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

"Jadi untuk operasional mereka, bisa dilakukan. Kami akan mengawasi di setiap bandara-bandara yang di mana mereka terbang," katanya, Senin (11/11).

Sebelumnya, pemegang saham Sriwijaya memutuskan untuk menghentikan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia. Penghentian kerja sama tersebut diputuskan dalam rapat yang digelar pada Jum'at (8/11) lalu.

Menanggapi keputusan itu, Budi bilang hal tersebut merupakan keputusan korporasi. Sriwijaya, lanjutnya, memiliki hak untuk meneruskan atau memutuskan kerja sama. Dalam hal ini, Kemenhub bertanggung jawab memastikan keamanan operasional penerbangan Sriwijaya.

"Artinya perusahaan yang menjalani operasional harus memenuhi syarat-syarat dan kami pantau," ucapnya.

Audit BPKP Tetap Lanjut

Selain itu, Budi memastikan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan tetap turun tangan dalam kisruh ini, kendati Sriwijaya memilih mengakhiri kerja sama.

"(Audit BPK) tetap lanjut," katanya.

Akan tetapi, ia enggan menjawab tujuan audit BPKP usai berakhirnya kerja sama dua maskapai penerbangan tersebut. Jika mengacu kepada rencana awal, audit dilakukan dalam rentang waktu 7-10 hari.

Pengacara sekaligus pemegang saham Sriwijaya Group Yusril Ihza Mahendra sebelumnya mengakui terjadinya sengketa dalam kerja sama tersebut. Yusril mengklaim utang Sriwijaya kepada Garuda Indonesia makin membengkak usai kerja sama.

Di sisi lain, pihak Garuda Indonesia mengklaim utang Sriwijaya Group justru berkurang 18 persen.

"Jadi kami sepakat, oke audit saja oleh BPKP. Apakah betul terjadi pengurangan utang atau malah utang makin membengkak. Itu nanti akan memutuskan kerja sama ini akan lanjut atau tidak," ucapnya.

Karenanya, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang kerja sama tersebut selama 3 bulan. Namun demikian, pada Jumat (8/11) lalu, Sriwijaya secara mengejutkan memutuskan untuk mengakhiri kerja sama yang sudah berlangsung selama setahun tersebut.

Yusril mengungkapkan pihaknya semula akan menyelesaikan rancangan perpanjangan perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia pada Kamis (7/11) malam.

Namun, kesepakatan tidak tercapai dalam penyusunan jajaran direksi Sriwijaya. Karenanya, pemegang saham Sriwijaya Air memutuskan untuk bercerai dengan Garuda Indonesia.


Tulis Komentar