Nasional

Survey Indocon Prediksi Ahok-Djarot Kalah, Pilgubri DKI Dua Putaran

Pengambilan nomor urut Cagub-Cawagub DKI 2017

GILANGNEWS.COM  -  Hasil survei Indocon menunjukan elektabilitas pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat mengalami penurunan signifikan. Elektabilitas calon petahana itu terus tergerus hingga tersisa 30,1 persen, dari sebelumnya 32 hingga 45 persen.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 575 responden (dari 600 responden direncanakan). Responden ditentukan secara proporsional terhadap proyeksi jumlah pemilih DKI Jakarta tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu).

Cara menentukan responden dipilih melalui acak bertingkat (multistage random sampling). Margin of error diperkirakan sebesar +/- 4,03 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data berlangsung pada 18 sampai 30 Oktober 2016.

Sementara itu, pasangan calon nomor urut tiga, Anies Baswedan- Sandiaga Uno tidak mengalami kenaikan maupun penurunan di angka 21,6 persen, sedangkan pasangan calon nomor urut satu, Agus Yudhoyono- Sylviana Murni mengalami kenaikan signifikan yakni 26,4 persen. Sebanyak 22 persen sisanya masih belum menentukan pilihan.

BACA JUGA :Ahok Menang Dipoling Twitter Iwan Fals, ini Hasilnya


Menurut Direktur Utama Indocon, Fajar Nursahid Pilkada DKI Jakarta bisa berlangsung dua putaran. "Terkait dengan proyeksi elektabilitas masing-masing pasangan kandidat, karena tidak ada yang melampaui 50 persen lebih sebagai syarat penentuan pemenang, Pilkada dimungkinan akan berjalan dua putaran," katanya di Ballroom Rajawali, Hotel Ambhara, dilansir Merdeka.com Minggu (13/11).

Hasil survei menunjukkan adanya skenario 'head to head' di antara pasangan kandidat jika putaran kedua Pilkada berlangsung. "Para penantang berpotensi mengungguli petahana. Skenario pertama, jika putaran kedua menyisakan pasangan Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi, maka pasangan penantang berpotensi unggul 50,4 persen," ungkapnya.

Sementara itu, skenario kedua jika putaran kedua menyisakan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, Anies sebagai penantang juga berpotensi mengungguli pasangan petahana dengan raihan 46,3 persen.

Menurut Fajar, bergabungnya pemilih pasangan penantang yang kalah ke dalam satu blok dukungan menjadi faktor kunci.

"Relatif solidnya para pemilih yang terbagi ke dalam dua blok, ada sebagian pendukung yang kalah di putaran pertama akan berpindah mendukung petahana tapi tidak banyak. Sebagian besar dari mereka cenderung akan mengalihkan dukungan pada pasangan penantang," jelasnya.

Dengan demikian, jika Pilkada berlangsung dua putaran, sepertinya memang akan menjadi mimpi buruk bagi petahana.

Editor: Zulfikri

 


Tulis Komentar