Nasional

2017, KUR Rp110 Triliun Diprioritaskan ke Sektor Non-Perdagangan

Ilustrasi

GILANGNEWS.COM – Pemerintah dan perbankan nasional berkomitmen untuk tetap menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada masyarakat pada tahun 2017 ini.

Plafon KUR untuk tahun 2017 pun disepakati sebesar Rp 110 triliun, meningkat dibandingkan Rp 100 triliun pada tahun 2016 lalu. Adapun bunga KUR disepakati tidak berubah, yakni tetap 9 persen.

Yang membedakan adalah pada tahun ini KUR lebih diarahkan ke sektor produktif, yakni 40 persen dibandingkan sebelumnya yang hanya sekira 17 persen.

“Mudah-mudahan ini tentu saja terutama untuk meningkatkan sektor produktif,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad usai rapat koordinasi KUR di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, akhir pekan lalu.

Muliaman menuturkan, dengan peningkatan porsi penyaluran KUR ke sektor produktif, perbankan yang telah ditunjuk pemerintah sebagai penyalur KUR harus lebih aktif dalam menjaring debitur.

Selain itu perbankan juga harus memastikan bahwa KUR benar-benar dapat teralokasi ke sektor produktif. Hal ini bukan tanpa alasan karena selama ini KUR lebih banyak terserap ke sektor perdagangan.

Pada tahun 2015, misalnya, penyaluran KUR ke sektor perdagangan mencapai 66 persen, lebih dari separuh total porsi penyaluran KUR.

Ditemui di tempat yang sama, Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Mohammad Irfan menuturkan, pemerintah memang meminta agar KUR pada tahun ini lebih diarahkan penyalurannya ke sektor-sektor produktif. Bahkan, diminta pula agar penyaluran KUR tidak lagi ke sektor konsumtif. “KUR itu tidak boleh ke sektor konsumtif harus produktif. KUR diminta ke (sektor) produksi, yang menghasilkan barang, itu yang diminta lebih banyak dibiayai,” ungkap Irfan.

Menurut Irfan, porsi penyaluran KUR oleh BRI ke sektor produktif pada tahun 2016 lalu mencapai sekira 25 persen. Meskipun tidak menyebut angka secara pasti, namun ia menyatakan BRI siap meningkatkan porsi penyaluran KUR ke sektor produktif pada tahun ini.

Sementara itu, Direktur Retail Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tardi mengungkapkan, pihaknya meyakini target penyaluran KUR pada tahun ini dapat tercapai. Selain itu, untuk mendukung langkah pemerintah dalam menyalurkan KUR ke sektor produktif, perseroan sudah memiliki strategi. “Strategi akan kami bagi ke wilayah-wilayah produktif.

Kami arahkan ke sektor produktif,” jelas Tardi. Pada tahun 2016 lalu, porsi penyaluran KUR ke sektor produktif oleh Bank Mandiri mencapai sekira 23 persen. Meskipun tidak melakukan pembedaan wilayah penyaluran KUR di seluruh Indonesia, namun porsi penyaluran KUR Bank Mandiri lebih besar di Pulau Jawa.

Realisasi penyaluran KUR pada tahun 2016 lalu tercatat mencapai Rp 94,4 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan plafon yang telah dipatok, yakni Rp 100 triliun.***

 

Sumber: Kompas
 


Tulis Komentar