Riau

Program Desa Bebas Api Efektif Kurangi Kebakaran

Salah satu petani di Kelurahan Pelalawan memanfaatkan hand tractor untuk mengolah lahan pertanian di desanya. Dengan alat ini, warga dapat membuka lahan tanpa bakar.

PANGKALAN KERINCI, GILANGNEWS.com - Bencana kabut asap yang melanda Provinsi Riau bertahun-tahun sangat merugikan masyarakat Riau, baik dari segi kesehatan hingga ekonomi. Tidak ingin terjadi hal yang sama, tahun 2015 lalu Program Desa Bebas Api atau Free Fire Village Program (FFVP) diluncurkan.

Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membakar lahan, menyediakan alternatif pertanian dengan membantu membukakan lahan menggunakan alat pertanian, mensosialisasikan kepada masyarakat terkait bahaya membuka lahan dengan cara bakar, dan pemantauam kualitas udara.

Dua tahun diluncurkan, Program Desa Bebas Api terbukti efektif mencegah kebakaran lahan dan hutan, karena melalui program ini, setiap orang diingatkan untuk tidak membakar hutan dan lahan. Tahun 2016 jumlah Desa yang termasuk dalam program Bebas Api bertambah menjadi 18 desa yang awalnya hanya 9 desa pada tahun 2015.

Program ini sudah mencakup kawasan seluas 600,000 hektare, dengan area yang mengalami kebakaran di tahun 2016 hanya seluas 0,07 persen. 18 Desa yang tergabung dalam Program Desa Bebas Api berasal dari desa di tiga kabupaten di Riau, Kabupaten Pelalawan (Desa Sering, Petodaan, Teluk Meranti, Segamai, Penarikan, Kuala Tolam, Pangkalan Gondai, dan Pulau Muda, Kelurahan Langgam dan Pelalawan) Siak (Desa Olak, Dayun, dan Lubuk Jering) dan Kepulauan Meranti ( Desa Lukit, Tasik Putri Puyu, dan Tanjung Padang).

Crew leader atau koordinator penggerak dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Program Bebas Api, setiap hari melakukan patroli mengelilingi desa untuk memantau api. Mereka juga mensosialisasikan bahaya karhutla kepada masyarakat setempat.

Beberapa desa yang terus menjaga desa mereka bebas dari api diberikan reward sebesar Rp100 juta untuk zero fire dan Rp 50 juta jika kebakaran kurang dari 1 hektare di desa dalam bentuk pembangunan infrastruktur.

Program tersebut diinisiasi oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari APRIL Grup. Direktur PT RAPP, Rudi Fajar mengatakan program ini akan berlanjut di tahun 2017 dengan 9 desa baru telah terdaftar, dan 9 desa lainnya yang memasuki tahun ketiga akan menjadi "Masyarakat Tangguh Api". Dilansir riaupos.

"Hal ini merupakan komitmen perusahaan yang siap untuk melakukan pencegahan sejak dini ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2017 untuk mewujudkan Riau bebas asap seperti di tahun 2016 lalu. Kami selalu melakukan langkah-langkah strategis dan sedini mungkin menghadapi ancaman karhutla," ujar Rudi.***
 


Tulis Komentar