Riau

Sejarah Panjang Mesjid Agung An-Nur Hingga Disebut Taj Mahal Pekanbaru


Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kantor dan ruang pertemuan. Masjid ini mempunyai tiga buah tangga, 1 buah tangga di bagian muka dan 2 buah tangga di bagian samping. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula. Sedangkan tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh seorang kaligrafer bernama Azhari Nur dari Jakarta, pada 1970.
Masjid-Agung-An-Nur.

Lantai bawah masjid merupakan sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta ruang ruang kelas tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Masjid Agung An-Nur Riau juga dilengkapi dengan eskalator penghubung antara lantai satu dan dua. Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas.

Masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, perpustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruang kelas dan ruang ruang kantor. Selain itu, Masjid Agung An Nur memiliki Radio Penyiaran Komunitas bernama LPK An-Nur FM dengan frekuensi 107.7 MHz. Nah, bagi kalian yang masih bingung ingin wisata religi kemana, cobalah kunjungi masjid ini. Selain ibadah, kamu juga bisa mengabadikan moment religimu disini.

Bagi masyarakat Pekanbaru, bisa menjalankan ritual agama Islam di masjid termegah ini sebuah kesempatan yang langka, mengingat setiap harinya Masjid ini selalu dipenuhi masyarakat yang beribadah.

Sementara di pekarangan masjid yang cukup luas, setiap pagi dan petang dimanfaatkan masyarakat untuk sekedar bersantai dan berolahraga.

"Pekanbaru tidak punya alun-alun, sehingga halaman Masjid Annur ini banyak dijadikan sebagai lokasi bersantai warga dan berolahraga. Tentunya berada di pekarangan Masjid harus menggunakan pakaian yang pantas, tidak boleh sembarangan," ujar salah seorang petugas keamanan di Masjid ini.

Sejarah Berdirinya Masjid An-Nur

Secara historis, rencana untuk mendirikan Masjid Agung An-Nur telah ada sejak tahun 1963. Namun baru direalisasikan pada tahun 1966 ketika Kaharuddin Nasution menjadi Gubernur Riau. Pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968 Masjid Agung An-Nur diresmikan penggunaannya oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu. Pada tahun 2000 ketika Shaleh Djasit menjadi Gubernur Riau, Masjid Agung An-Nur direnovasi secara besar-besaran. Bila pada masa Gubernur Kaharuddin Nasution areal Masjid An-Nur hanya seluas 4 hektar dengan daya tampung sekitar 2000 jamaah, maka pada masa Gubenur Shaleh Djasit areal Masjid Agung An-Nur diperluas hingga mencapai 12,6 hektar dengan daya tampung sekitar 3000 jamaah.


Tulis Komentar