Nasional

Tabungan Rp42 Juta Tidak Diakui Sekolah, Siswi Ini Meninggal Dunia

MALANG, GILANGNEWS.com - Rosita, seorang siswi MTs Negeri asal Kabupaten Malang, Jawa Timur yang pernah heboh karena uang tabungan sekolah mencapai Rp42 juta itu meninggal dunia. Kabar tersebut datang dari keluarga korban yang menemukan jenazahnya sudah terbujur kaku dengan kondisi mengeluarkan busa pada Jumat pagi, 28 Juli 2017.

Setelah ditemukan, jenazah Rosita langsung dibawa ke rumah sakit Saiful Anwar untuk menjalani lebih lanjut. Menurut keluarga, sehari sebelumnya Rosita sempat memakan nasi dengan lauk ikan gurami yang dimasak oleh ibunya.

Setelah itu, ia mengaku merasakan sakit kepada dan minta dipijat sebelum akhirnya masuk ke kamar. Namun sekitar pukul 05.00 WIB, ibunya mencoba membangunkan Rosita yang berada di kamar tapi tidak ada jawaban hingga dia ditemukan meninggal dunia.

Setelah diselidiki oleh Kasatreskrim Polres Malang AKP Azi Pratas Guspitu, tidak ditemukan adanya kekerasan di tubuh korban maupun bahan berbahaya. Namun setelah pemeriksaan menyeluruh ditemukan obat antibiotik di kamarnya.

"Ditemukan obat jenis antibiotik, yang dosisnya tidak tinggi juga. Bisa juga (jadi pemicu), kalau minumnya banyak, apalagi Rosita punya riwayat sakit lambung seperti itu," kata Azi, Sabtu 29 Juli 2017.

Ia mengatakan pihaknya masih belum bisa meminta keterangan jelas dari keluarga korban karena masih syok dengan kematian Rosita. Sebelumnya, Rosita sempat menjadi perbincangan publik karena mengaku menabung di tabungan sekolah sebanyak Rp42 juta.

Namun sayangnya pihak sekolah tidak mengakui hal tersebut hingga gadis itu pun sempat mengalami depresi. Pihak sekolah mencatat bahwa tabungan korban hanya Rp135 ribu saja bukan Rp42,7 juta seperti yang diutarakan orang tua.

"Bunuh diri (bisa) kemungkinan, karena stres akibat tekanan," kata Azi.

Sementara itu bulan lalu, Rosita pun diketahui sempat melakukan aksi nekat mengonsumsi obat-obatan yang disertai minuman bersoda. Beruntung aksinya itu tidak sampai berdampak lebih buruk.

"Sumpek saya tanya terus. Dia tertekan, di dalam kamarnya ada P******, botol S*****, C**," kata sang ibu, Wijianti.

Wijiati mengaku sempat membawa putrinya ke klinik, tetapi karena suasana akan Lebaran akhirnya dibawa pulang. Selain itu, dia juga kesulitan pembiayaan.

"Ini akan Riyoyo (Lebaran), bingung juga biayanya," katanya.

Ibunda Rosita terus menagih pihak sekolah

Sebelumnya, ibunda gadis yang bernama lengkap Rosita Asih ini mengaku bahwa tabungan bernilai kontroversi tersebut disetorkan oleh anaknya kepada wali kelasnya, Widyawanit. Setiap kali setor tabungan, dirinya mencatat di sebuah buku.

"Nyata-nyata anak saya menyetorkan kepada wali kelasnya, tetapi giliran mencairkan tidak mengakui," kata dia.

Lalu pihak sekolah melalui wali kelas juga melakukan pencatatatan. Selama dua tahun menabung, catatan itu selalu sesuai dengan catatan yang dibuatnya.

Saat dibutuhkan atau diambil biasanya akan diberi tahu nilai yang masih tersisa di sekolah. Tetapi saat akan diambil, mengaku akan diantar ke rumah karena nilainya yang cukup besar.

Wijiati akan terus berusaha mendapatkan uangnya kembali sampai kapan pun. Hasil jerih payahnya sepanjang tahun itu sengaja ditabungkan agar anaknya bisa melanjutkan sekolah.

"Sampai kapan pun, 5 sampai 10 tahun akan terus saya tagih. Dia sudah tidak benar, janjinya mau diantar kok malah ingkar," ujarnya.
 


Tulis Komentar