Nasional

Warga Lintas Agama Rayakan Imlek di Kelenteng Sam Poo Kong

Kelenteng Sam Poo Kong ramai didatangi wisatawan pada perayaan Imlek 2018.

GILANGNEWS.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek 2569 di Semarang berlangsung semarak. Kelenteng Sam Poo Kong, salah satu pusat perayaan Imlek di Semarangm, sudah dipenuhi wisatawan sejak pukul 8 pagi.

Acara di kelenteng itu dijadwalkan mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore.

Akan ada beragam penampilan di kelenteng itu, termasuk reog Ponorogo, barongsai dan Tarian Seribu Tangan. Musisi Denada dari Jakarta pun didatangkan oleh yayasan Kelenteng Sam Poo Kong. Dijadwalkan ia tampil dua sesi, pukul 09.30 dan 10.30 WIB.

"Kami menargetkan pengunjung tahun ini sampai 10 ribu orang, atau setidaknya mengalami peningkatakan dari tahun lalu yang tercatat 5 ribu orang," kata Humas Kelenteng Sam Poo Kong Anandita dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (16/2).

Salah satu pengunjung yang mengantre, Muhammad Putra (32) datang bersama istri dan anaknya. Ia sekaligus datang untuk mengisi liburan panjang akhir pekan.

"Kami datang mau liburan saja sebenarnya, mau liat barongsai. Menurut saya acara di sini kan memang boleh dinikmati siapa pun," kata Putra kepada CNNIndonesia.com.

Putra sekeluarga memang bukan warga keturunan Tionghoa. Ia seorang Muslim.

Pengunjung lain, Andi Sutrisno (23) datang bersama temannya. Ia datang hanya untuk memotret momen menarik. "Saya lebih ingin motret daripada nonton penampilan barsongsai dan lain-lain. Tapi kalau motret orang beribadah harus sopan," kata Andi.

Kelenteng Sam Poo Kong memiliki nilai sejarah tinggi. Tempat ibadah Tridharma (TITD) itu merupakan penanda Laksmana San Poo Tay Djien atau Cheng Ho berkunjung ke Semarang. Cheng Ho berlabuh pada tahun 1416 di tempat ini, karena juru mudi kapalnya, Ong Keng Hong sakit keras. Ong Keng Hong ditinggalkan di sana karena Cheng Ho harus melanjutkan ekspedisi.

Ong Keng Hong bersangsur membaik setelah dirawat awak kapal yang menetap bersama warga Bukit Simongan.

Baik Cheng Ho, Ong Keng Hong maupun sebagian awak kapalnya beragama Islam. Setelah membaik, Ong Keng Hong dan awak kapal lainnya pun mulai menyebarkan agama Islam. Mereka juga selalu menceritakan sosok Cheng Ho yang berani serta bijaksana.

Perkataan Ong Keng Hong tentang Cheng Ho direspons positif oleh warga sekitar. Bersama-sama, mereka membuat simbol penghormatan untuk Cheng Ho di salah satu gua yang disebut Gedung Batu. Simbol tersebut lalu disempurnakan menjadi Klenteng Sam Poo Kong.

Walau menjadi tempat ibadah umat Tridharma, banyak pula umat Islam Kejawen yang masih sering datang untuk melakukan ziarah ke makam Ong Keng Hong serta turis yang datang untuk wisata sejarah.


Tulis Komentar