Nasional

Gerak Senyap Relawan untuk Dukung Gatot Nurmantyo di Pilpres

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo.

GILANGNEWS.COM - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai pantas untuk jadi calon presiden. Relawan dari unsur masyarakat mulai terbentuk untuk menggalang kekuatan demi memenangkan Gatot kelak.

Salah satu relawan yang telah terbentuk saat ini adalah Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN). Ketua Umum RSPN Rama Yumatha mengatakan relawan ini berisi mereka yang punya kekaguman pada Jenderal Gatot.

Berdasarkan hasil diskusi baik di dunia nyata maupun dunia maya, disepakati oleh mereka yang mengagumi Gatot Nurmantyo, RSPN dibentuk pada 1 Januari 2018 lalu.

"Dari pada bergerak sendiri-sendiri mending disatukan di RSPN ini," kata Rama kepada wartawan pekan ini di Jakarta.

Nama Selendang Putih, katanya, dipakai sebagai simbol lambang kehormatan yang suci.

Meski terbilang baru, Rama mengatakan RSPN sudah mulai bergerak meski tidak gembar-gembor. Alasannya, saat ini Gatot masih aktif di dinas kemiliteran yang menuntutnya tak boleh berpolitik.

Gatot baru akan pensiun pada 13 Maret 2018. Setelah Gatot menjadi purnawirawan, Rama menyatakan kerja relawan bisa lebih masif ketimbang sekarang.

"Tentu kamu harus menghormati Pak Gatot yang saat ini masih berstatus sebagai tentara aktif," ujar Rama.

Diakui Rama, elektabilitas Gatot saat ini masih rendah bila dibandingkan dua kandidat lain yang santer disebut, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Hasil Survei Median Februari lalu menyebut elektabilitas Gatot ada di angka 5,5 persen. Sementara Jokowi elektabilitasnya 35 persen dan Prabowo 21,2 persen.

Dalam hasil survei LSI Denny JA pada Desember 2017 lalu disebutkan elektabilitas Gatot 7,5 persen, jauh di bawah elektabilitas Jokowi 38,4 persen, dan Prabowo 24.6 persen.

Rama mengatakan, tingkat keterpilihan Gatot saat ini boleh saja rendah. Namun ia mengingatkan, elektabilitas itu didapatnya tanpa partai politik dan relawan seperti RSPN yang belum bergerak masif. Gatot juga saat ini tidak menyandang jabatan publik setelah digantikan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

"Selama ini kami bergerak senyap. Pak Gatot juga minta kami santai dulu dan kami tidak mau menggangu kerja beliau," ujar Rama.

Ia yakin, setelah Gatot pensiun dan relawan bergerak, elektabilitasnya akan terus naik. Dengan begitu akan ada partai politik yang akan mengusungnya sebagai capres. Sejauh ini, Rama berharap parpol seperti Gerindra, PKS dan PAN mau mengusung Gatot di Pilpres 2019.

Sekretaris Jenderal RSPN Sumiarsi menambahkan, RSPN selama ini bergerak untuk mengusung Gatot Nurmantyo sebagai capres, bukan cawapres. Sumiarsi beralasan sejauh ini belum ada opsi untuk menjadikan Gatot sebagai calon RI-2.

RSPN juga sudah menggadang-gadang cawapres untuk Gatot jika nanti jadi maju sebagai capres. Sumiarsi menyebut nama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang sebagai cawapres untuk Gatot. Nama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad juga masuk pembahasan.

Sementara itu, saat ini hanya ada dua tokoh yang elektabilitasnya tinggi dari hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei untuk jadi capres yakni petahana Joko Widodo dan rivalnya dalam Pilpres 2014, Prabowo Subianto.

Joko Widodo sudah mendapatkan dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tujuh partai lain dari mulai Golkar, NasDem, Hanura, Partai Persatuan Pembangunan, Perindo, PSI, dan PKPI juga menyatakan dukungannya pada Jokowi di Pilpres.

Sementara partai besutan Prabowo, Gerindra, sejauh ini belum mengumumkan secara resmi. Namun Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menyebut pencapresan Prabowo adalah harga mati.


Tulis Komentar