Pekanbaru

Gafar: Firdaus dari Orang Susah, Punya Pengalaman dan Tidak Tinggi Hati

GILANGNEWS.COM - Calon gubernur Riau Firdaus dinilai mempunyai banyak dimensi keunggulan yang akan lebih memudahkannya dalam memimpin Provinsi Riau ke depan jika memenangkan Pilkada gubernur Riau tahun 2018.

Diantaranya, Firdaus berasal dari kalangan masyarakat biasa dan berasal dari orang susah. Dia juga punya pengalaman dalam melaksanakan tugas pemerintahan, selalu bergaul dengan banyak kalangan dan tidak pernah tinggi hati. Hal ini menjadi

Semua itu, dikatakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, H Abdul Gafar Usman beberapa waktu lalu.

Mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau ini mengungkapkan, dia termasuk salah seorang yang banyak tahu tentang rekam jejak kehidupan Firdaus.

"Beliau itu dulunya orang susah. Saya masih ingat, sewaktu sekolah, dia berjalan kaki di sepanjang jalan Teratai Pekanbaru. Dia tahu betul bagaimana kehidupan orang susah dan dia akan dengan cepat meresponi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di lapisan bawah, khususnya pedesaan, karena dia juga pemimpin lahir dari sebuah desa," ungkap Gaffar.

Disamping itu, sambung dia, Firdaus juga tidak memerlukan banyak penyesuaian dalam melaksanakan tugas pemerintahan di tingkat provinsi karena dia sudah memiliki pengalaman yang cukup, mulai dari sebagai honorer, hingga menjadi kepala dinas lantas dipercaya menjadi Wali Kota Pekanbaru.

Ketika seorang pemimpin tidak memahami apa yang akan dia laksanakan, dia membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa segera memenuhi apa yang menjadi tugasnya.

"Ya, bahasanya, kalau seorang pemimpin biasa memegang SIM C, lantas disuruh membawa dump truk tentu akan sulit dan butuh waktu panjang untuk mempelajari tugas yang harus dilaksanakan. Sementara masyarakat membutuhkan solusi cepat," kata dia.

Keunggulan lainnya, dikatakan Gafar adalah, bahwa Firdaus termasuk pemimpin yang mudah bergaul dan tidak terbatas wilayah. Pergaulan itu akan banyak membantu tugasnya, khususnya ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan dan tugas-tugas besar yang kadang tidak bisa dipecahkan sendiri.

Hal tersebut berjalan seiring dengan sifatnya yang selalu rendah hati dan mau berkomunikasi.

Gaffar mencontohkan bahwa Pekanbaru adalah satu-satunya wilayah di Riau yang berhasil keluar dari persoalan pembatasan perizinan yang disebabkan belum tuntasnya pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau.

Hal tersebut dikarenakan Firdaus mau memanfaatkan pergaulannya untuk memudahkan tugas-tugas atau kendala dalam menjalankan tugas pemerintahan.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan, seorang pemimpin harus bisa berbuat sesuai dengan kebijakan dan mampu pula mempertimbangkan penerapan sebuah kebijaksanaan.

Banyak pemimpin tidak mampu membangun kreasi dalam menjalankan tugasnya karena terikat pada sebuah kebijakan.

Dengan banyak berkomunikasi, bertanya akhirnya Pemko Pekanbaru mencari solusi terhadap permasalahan perizinan sebelum terbitnya RTRW.

"Dia berkoordinasi dengan kementerian Pekerjaan Umum, Menteri Lingkungan Hidup sehingga RTRW yang belum tuntas pembahasannya tidak sampai menghambat apalagi menghentikan aktivitas perizinan yang bisa dikeluarkan Pemko Pekanbaru," ungkap Gafar.

Gafar juga mengingatkan bahwa, visi Riau bukanlah berhadapan dengan kemajuan provinsi tetangga. Tapi dengan negara-negara tetangga.

Karena itulah, seorang pemimpin yang hadir harusnya bukan pemimpin yang hanya sekadar bisa,  tapi harus mampu menjadikan Riau sebagai provinsi yang bisa bersaing dengan negara-negara tetangga.

"Konon lagi visi Riau 2020 itu tinggal beberapa tahun lagi. Pemimpin Riau ke depan harusnya mengerti dan tahu bagaimana mencapai visi tersebut. Sosok berpengalaman, tidak tinggi hati dan mau bergaul dan berkomunikasi dengan banyak golongan itu menjadi penting," kata dia.


Tulis Komentar