Nasional

Gerak Rupiah Pengaruhi Pelemahan IHSG

IHSG diperkirakan masih melemah, seiring dengan minimnya sentimen positif untuk bangkit. Pergerakan nilai tukar rupiah menjadi pertimbangan utama pelaku pasar.

GILANGNEWS.COM - Pasar modal Indonesia diproyeksi masih berada dalam tren pelemahan. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum memiliki sentimen positif untuk bangkit (rebound).

Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Ponthus mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih menjadi pertimbangan utama pelaku pasar untuk kembali ke pasar modal.

Terpantau, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (9/3), menguat tipis 19 poin atau 0,14 persen menjadi Rp13.797 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Tidak ada hal yang signifikan untuk diperhatikan," ujarnya kepada wartawan, Senin (12/3).

Namun begitu, ia menyebut pelaku pasar seharusnya jangan terus-menerus menjauhi pasar modal karena kondisi ini bisa dimanfaatkan dengan melakukan akumulasi beli.

"Sepekan ini, support IHSG diproyeksi 6.230-6.300. Kemudian resistance 6.450-6.550," jelas Wijen.

Di sisi lain, Analis Danpack Sekuritas Harry Wijaya berpendapat IHSG berpeluang berbalik arah ke teritori positif, seiring dengan penguatan indeks Dow Jones di bursa saham Wall Street akhir pekan lalu, Jumat (9/3).

Pada akhir pekan lalu, tiga indeks utama bursa saham Wall Street kompak menguat. Dow Jones naik 1,77 persen, S&P500 naik 1,74 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,79 persen.

"Jadi, IHSG pada hari Senin akan hijau," terang Harry.

Kendati demikian, ia mengakui laju nilai tukar rupiah tetap memengaruhi pergerakan IHSG. Ia memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang 6.400-6.500.

Sepanjang pekan lalu, IHSG anjlok 2,26 persen ke level 6.433. Seiring dengan itu, nilai kapitalisasi pasar juga merosot 2,26 persen menjadi Rp7.156 triliun.


Tulis Komentar