Nasional

Meski Telah Tangani 40 Ribu Pasien, Dokter Terawan Dipecat Karena Metode 'Cuci Otak'

2. Pengakuan keluarga pasien

 

Pemecatan dokter Terawan ini membuat keluarga pasien turut angkat bicara.

Hal ini diungkapkan oleh seorang keluarga pasien melalui akun Instagram-nya bernama @fitrioktarini.

"Hari ini ditelpon sejumlah kawan yang bertanya tentang pemecatan dokter terawan dari IDI.

Mereka kirimkan ke saya juga suratsurat dasar pemecatannya.

Saya awalnya khawatir apakah berkaitan dengan tekhnologi medis DSA nya yang mengakibatkan dia dipecat.. tapi ternyata bukan.

Tapi lebih karena alasan tidak hadir dalam sidang etik IDI. Legalah.

Karena buat saya, dokter terawan macam jawaban dari doa suami saya dan doa saya mungkin juga doa anakanak saya.

Suami saya stroke sejak 8 tahun lalu.

Stroke pertama penyumbatan di kanan dan kiri saraf komunikasi.

Bicaranya agak terganggu.

Seminggu kemudian dirawat di icu khusus stroke di rs. Kawasan karawaci.

Atas saran kawan, suami lanjut.

Berobat di Singapura dua minggu dengan terapi ultrasonografi, setrum otak dll...

Saya memutuskan resign waktu itu dari kantor untuk menemani dia berobat.

Suami juga menjaga pola makan dan rutin minum obat dari dokter Singapura.

Tapi.. kemudian suami saya alpa.

Dia tidak lagi konsumsi obat darah tinggi dan kolesterolnya.

Sampai, dua tahun lalu, dia makan tengkleng kambing dan kolaps.

Kakinya mulai diseret dan lemas.

Juga tangannya. Kami bawa ke dokter di Cibubur. Malam hari. Dikatakan serangan.

Dan diberi obat lalu diperbolehkan pulang. Pagi hari suami minta ditemani jogging.

Tapi kaki makin lemas. Saya bawa kemudian ke rs berbeda di cibubur. dirawat.

Hampir seminggu. Serangan ada di batang otak dan bbrp tempat. Kaki dan tangan kanannya melemah. 
Suami saya tipe orang yang tidak sabar. Merengek pulang dari rumah sakit dan minta kembali ke Singapura. Saya berat. Karena tidak mungkin ijin berminggu2. Atau resign lagi.

Akhirnya.. ada refernsi ke dokter terawan. Hari itu juga saya dan suami ke rspad pagipagi.

Dia kondisinya meweeekk terus. Katanya anak bungsunya menarinari di matanya. Kalau dia sakit. Siapa yang jaga.. ?

Sebagai istri, saya tentu gak karuan hatinya. Tapi saya berusaha kuat.

Saya tinggalkan dia di mobil karena tak kuat menunggu dan saya mengurus pendaftaran.

Suami akhirnya di DSA, otaknya dicuci, bahasa orang awam.

Dan alhamdulillah.. sampai hari ini.. dia bisa mendampingi anak2. Entah untuk oranglain.

Buat saya dia dokter yang mengembalikan 'cahaya' ke keluarga."

HALAMAN SELANJUTNYA


Tulis Komentar