Riau

Kisah Dokter Cantik Andita, Si Penakluk Harimau Sumatra Bonita

Andita (Tengah) bersama tim saat pencarian Bonita di Kabupaten Inhil (Foto: Instagram)

GILANGNEWS.COM- Bonita, Harimau betina yang menerkam hingga tewas dua orang di Kabupaten Inhil - Riau akhirnya tertangkap setelah diterjang peluru bius, Jumat (20/4/2018) kemarin. Bonita sudah dicari selama sekitar 113 hari sebelum tertangkap.

Pencarian terhadap Harimau Sumatera itu melibatkan banyak pihak, diantaranya BBKSDA Riau, Polri, TNI dan lainnya. Dibentuk tim-tim yang bertugas melacak jejak Bonita. Setiap hari, mereka ke luar masuk wilayah yang konturnya rawa -gambut dan jauh di pedalaman Kabupaten Inhil.

Dalam tim tersebut juga bergabung Drh Andita Septiandini. Wanita ini lah yang jadi penentu takluknya Bonita. Dia pemberi intruksi kapan waktu yang tepat tim Penembak bius meletuskan senjatanya untuk menumbangkan Bonita hingga pingsan.

"Saya hanya tim medis, memutuskan kapan harus menembak, sekarang atau tembak nanti. Yang menembak itu Dimas namanya, seorang rimbawan," ungkap Andita saat  Sabtu (21/4/2018) siang.

Saat berjumpa dengan Bonita pada Jumat pagi, Andita dan timnya sangat berhati-hati. "Kita atur jarak, saya melihat situasinya saat itu sudah pas dan Bonita masuk di jarak tembak yang tepat, sekitar 10 meter dari keberadaan tim kami," lanjutnya.

Dia pun lalu memberikan intruksi menembak kepada petugas hingga meletuslah peluru bius yang tepat mengenai tubuh Bonita. Sempat saat itu, Harimau betina tersebut berjalan dan tim mengikutinya, sampai pada akhirnya efek bius mulai bereaksi.

"Itu pertama kali berhadapan dengan Bonita dalam keadaan setelah ditembak bius. Saat itu Bonita belum tidur sempurna sehingga kita beri bius lagi. Efek biusnya sekitar 30 menit, kemudian Bonita pingsan," kisah dokter tamatan Udayana, Bali tahun 2010 tersebut.

Andita menuturkan, dirinya sudah 113 hari berada di lapangan bersama tim untuk melacak Bonita. Katanya, ia sudah terbiasa melakukan tugas itu dan berada jauh dari keluarga. 

"Sudah biasa, tinggal di hutan dan jadi perempuan satu-satunya, dan saya sangat dilindungi teman-teman," yakin dia.

Dokter ini melanjutkan, dirinya sudah 11 kali menangani konflik antara manusia dan satwa. Namun diakui, untuk pencarian Bonita memang paling berkesan. "Mencari Bonita sangat berkesan, medannya berat, rawa gambut dan sulit diakses dan jauh di pedalaman," sebutnya.

"Dari semua pengalaman itu (11 kali terlibat menangani konflik satwa dan manusia, red), paling menantang memang Bonita, dan paling berpotensi mengancam nyawa kami. Meski dari 11 penanganan itu kondisinya crowdit semua," ingat Andita.

Kini, Dokter Andita yang sudah berkeluarga tersebut dapat bernafas lega, karena upaya panjangnya dalam mencari Bonita berbuah manis. Harimau betina tersebut rencananya dibawa ke Dharmasraya, tempat rehabilitasi harimau Sumatera. ***


Tulis Komentar