Nasional

Benarkah Bahrumsyah, komandan tertinggi ISIS asal Indonesia tewas di Suriah?

Bahrumsyah tampil di salah satu video propaganda ISIS.

GILANGNEWS.COM - Komandan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) asal Indonesia, Bahrumsyah, dilaporkan tewas dalam serangan udara militer Amerika Serikat di Suriah.

Dikabarkan, tewasnya Bachrumsyah disebutkan dalam komunikasi intrnal kalangan ISIS. Namun sejauh ini tak ada sumber resmi yang bisa memastikan kematian Bachrumsyah. Baik koalisi militer pimpinan Amerika Serikat, maupun otoritas Indonesia.

Solahudin, peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengatakan pantauan yang ia lakukan di kanal-kanal Telegram menyebutkan Bahrumsyah memang telah tewas.

"Informasi konfirmasi yang saya pantau di Telegram menyebutkan bahwa dia tewas di sana (Suriah)," kata Solahudin kepada wartawan, hari Kamis (26/04).

Sudah sejak lama ISIS menggunakan aplikasi pesan Telegram baik sebagai jalur komunikasi maupun medium distribusi informasi karena dianggap lebih aman dibandingkan aplikasi-aplikasi layanan pesan yang lain.

Pesan-pesan daring dari kelompok ISIS, seperti dipantau kantor berita Reuters, menyebutkan seorang warga Indonesia meninggal dunia setelah militer AS melancarkan serangan udara di Hajin, di utara kota Abu Kamal, Selasa pekan (17/04) lalu.

Pesan yang diduga berasal tokoh ISIS, Abu Nuh, mengatakan Bahrumsyah tewas saat menghadiri pertemuan para petinggi ISIS. Selain menewaskan Bahrumsyah, serangan AS juga menghancurkan markas dan kendaraan ISIS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Arrmanatha Nasir mengatakan pihaknya kesulitan untuk memastikan meninggalnya Bahrumsyah.

"Sulit bagi kami untuk konfirmasi hal ini ... yang bersangkutan sebelumnya juga sudah beberapa kali diisukan meninggal," kata Arrmanatha, hari Kamis.

Direktur Perlindung WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal juga menyampaikan hal senada: "Memang ada kabar soal ini, tapi kami belum misa memastikan," katanya.
Serangan balasan?

Dua pejabat senior di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yang tidak bersedia disebut namanya, kepada Reuters mengatakan laporan meninggalnya Bahrumsyah tengah ditelusuri.

Pejabat ini mengatakan jika memang Bahrumsyah meninggal, kematiannya dicemaskan 'bisa menjadi motivasi untuk melancarkan serangan balasan di Indonesia'.

Menanggapi kemungkinan ini, Solahudin, peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi UI mengatakan kemungkinan itu terbuka.

"Pertanyaannya, apakah akah ada serangan dalam skala besar seperti awal 2000-an, itu saya tidak yakin," kata Solahudin.

Ia mengatakan serangan besar memerlukan dana besar, persiapan panjang, dan kemampuan teknis yang tinggi.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Eric Pahon, mengatakan pesawat AS mengebom satu kawasan di Suriah timur pada hari ketika Bahrumsyah diyakini meninggal dunia. Namun ia belum bisa memastikan apakah Bahrumsyah memang sudah tewas.

Bukan sekali ini Bahrumsyah dilaporkan tewas, kata pengamat terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflict, Jakarta, Sidney Jones.

Tahun lalu, kata Jones, Bahrumsyah juga dilaporkan meninggal, namun laporan ini lebih memiliki kredibilitas.

"Yang kami tahu, ia adalah warga Indonesia yang memiliki posisi tertinggi di kelompok ISIS. Fakta bahwa ia memimpin satu unit bersenjata menunjukkan bahwa ia orang penting," kata Sidney Jones.

Diperkirakan lebih dari 600 warga Indonesia, termasuk 166 perempuan dan anak-anak pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Di luar jumlah itu, 482 WNI dideportasi karena mencoba bergabung dengan ISIS.

Para analis terorisme mengatakan Bahrumsyah memimpin Katibah Nusantara, satu unit bersenjata di Suriah yang terdiri dari sekitar 100 petempur ISIS dari Asia Tenggara.

Ia juga dikenal sebagai penggalang dana untuk kelompok militan yang merebut kota Marawi, Filipina, melalui pertempuran sengit tahun lalu.


Tulis Komentar