Pekanbaru

Reaksi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly Ketika Digeledah Petugas saat Blusukan ke Lapas Klas II A

Yasonna Laoly saat blusukan ke Lapas Klas II A Pekanbaru. Menteri Hukum dan HAM RI ini juga harus mengikuti prosedur pemeriksaan di pintu utama sebelum bisa masuk ke dalam.

GILANGNEWS.COM - Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly blusukan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pekanbaru - Riau, Sabtu (28/4/2018) siang. Tak ayal, Yasonna pun turut digeledah petugas, ketika hendak masuk.

Kedatangannya ke Pekanbaru merupakan rangkaian kunjungan kerja Kemenkumham RI. Paginya Yasonna memberikan arahan kepada ratusan kepala UPT dan CPNS Kanwil Kemenkumham Riau di gedung daerah, Jalan Diponegoro. Setelah itu ia bertolak ke Lapas Klas II A Pekanbaru.

Begitu sampai di gerbang penjagaan pintu utama (P2U), petugas pun memberi hormat. Namun setelahnya Yasonna belum bisa langsung masuk, karena mesti menjalani pemeriksaan sesuai standarnya. Ia pun digeledah badan dan diperiksa barang bawaan.

"Tak apa, silahkan," tutur Menkumham RI ketika petugas meminta izin memeriksanya. Tampak Yasonna senyum-senyum, sementara petugas pemeriksaan bernama Rizal Panjaitan agak sedikit gugup, lantaran orang yang digeledahnya adalah menteri.

Tidak cuma itu, Yasonna juga tak bisa langsung melenggang masuk lewat gerbang utama, karena untuk membuka pintu harus menggunakan sidik jadi petugas. Ini pengamanan baru yang dipasang Lapas Klas II A Pekanbaru, untuk mengantisipasi adanya hal yang tak diinginkan.

"Ini alat kita pasang awal tahun 2018. Namanya safety door. Saya pun sebagai Kalapas tidak bisa membukanya, hanya petugas tertentu yang bertanggung jawab, jadi tidak semua orang," terang Yulius Sahruzah selaku Kalapas Klas II A Pekanbaru.

Di dalam area Lapas, Yasonna dan rombongan Kemenkumham RI lainnya sempat meninjau sel para tahanan dan narapidana. Ia mengecek langsung bagaimana kondisinya. Untuk diketahui, Lapas Klas II Pekanbaru termasuk satu diantara penjara yang kondisinya over kapasitas.

Selain itu, Yasonna juga meresmikan usaha roti yang pekerjanya dari kalangan narapidana, serta ruang pelayanan publik yang baru selesai dibangun. "Dengan layanan ini, mempermudah masyarakat mendapat informasi keberadaan keluarganya di dalam tahanan," terang Yulius.

"Kemudian untuk layanan PBCB juga kita layani di sini, sehingga ada keterbukaan. Kita juga siapkan jalur untuk para disabilitas, ada kita sediakan kursi roda serta tempat menyusui untuk ibu-ibu," singkat dia diwawancarai wartawan.


Tulis Komentar