Pekanbaru

Firdaus-Rusli; Dari Pawai Gojek Hingga Dukungan Organda

Cagubri Firdaus, MT saat memberikan pidato pada acara Rakor dan Silaturahmi ORGANDA Pekanbaru.

GILANGNEWS.COM - Publik Pekanbaru mungkin masih ingat pada peristiwa konvoi armada Gojek lengkap dengan seragam hijau berkumpul diseputaran Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Mereka menyambut kedatangan Walikota Pekanbaru (non aktif) DR H Firdaus, ST, MT bersama Sekretaris Mesjid Istiqlal, Rusli Effendi, SE, S.Pdi, M.Si, yang saat itu baru saja tiba di Pekanbaru dari Jakarta, selepas mendapat dukungan dari 2 Parpol untuk tiket pencalonan kepala daerah Riau. Menarik memang, mengingat mobilisasi armada dilakukan tanpa sepengetahuan Walikota dan staf-stafnya. Saat itu saya sempat menanyai salah satu pengemudi gojek yang mengaku mobilisasi dilakukan atas inisiatif pengemudi sebagai bentuk dukungan atas keberpihakan Firdaus kepada mode transportasi online di Pekanbaru.

Menurut catatan saya, hari itu tanggal 8 Januari 2018. Ratusan armada gojek tumpah ruah mengarak bakal calon gubernur dan wakil gubernur Riau keliling Pekanbaru. Saat itu saya sempat mewawancari Firdaus terkait mobilisasi armada gojek. Menurut pengakuannya, dia sendiri mengaku kaget atas apresiasi gojek kepada dirinya. Ia mengaku kejadian itu diluar dugaannya dan tak terlintas dipikirannya sebelumnya. Lalu apa sebenarnya yang melatarbelakangi aksi spontanitas tersebut?

Bukan berita baru bahwa mode transportasi online dibeberapa daerah tidak serta merta diterima oleh publik, terutama pesaingnya, yakni trasnportasi konvensional. Sebut saja di Medan, kota terbesar ketiga tersebut bahkan hingga hari ini masih saja menyisakan konflik diantara keduanya, misalkan seperti yang marak kita saksikan aksi kekerasan pengemudi angkutan kota terhadap driver gojek. Begitupun di Pekanbaru. Saya sendiri sebelumnya membaca berita terkait penolakan ojek (offline) dan angkutan kota terhadap gojek.

Pada agustus tahun lalu, armada online Pekanbaru juga terlibat bentrok dan berujung pada aksi demonstrasi di gedung legislatif. Pada pertemuan yang dimediasi pemko Pekanbaru, Firdaus dengan tegas mengizinkan beroperasinya armada angkutan online beroperasi diwilayah yang dia pimpin. Mengutip pernyataan Firdaus pada Liputan 6, dia mengatakan ‎”Kita hidup di era digital, untuk jadikan kita cerdas, smart, tentu bagaimana kita gunakan teknologi,” ucap Firdaus, sepulang berdinas dari Kota Batam ke Pekanbaru, Senin petang, 21 Agustus 2017.

Seperti dikutip dari situs berita Antara, Firdaus MT menyatakan akan tetap mengizinkan angkutan berbasis aplikasi beroperasi di ibukota Provinsi Riau tersebut, setelah insiden bentrok antara pengemudi taksi konvensional dan daring Minggu malam (20/8). Kehadiran Gojek di Pekanbaru menurut Firdaus juga membantu memberikan lapangan kerja bagi warganya.

Firdaus juga turut menjadi penengah konflik yang terjadi dengan pesan-pesan persaudaraan. Menurutnya, kedua belah pihak sama-sama warga Pekanbaru, atau warga negara Indonesia yang sedang mencari rezeki yang halal. Untuk itu dia mengajak agar saling pengertian dan bisa mencari rezeki dengan damai.

Namun ternyata, pendekatan “soft” yang dipraktekan Firdaus tidak membuat salah satu pihak merasa dirugikan. Paska bentrokan Agustus tahun lalu, kedua belah pihak tampaknya bisa menerima seruan moral Firdaus selaku Walikota (saat itu). Dan yang lebih mengejutkan, kemarin, Rabu 2 Mei 2018, Organisasi Angkutan Darat (Organda) cabang Kota Pekanbaru menyatakan dukungannya kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Riau, Firdaus-Rusli Effendi.

Firdaus dan Rusli Effendi juga hadir dalam acara rakor dan silaturahmi menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1439 H, yang ditaja Organda Pekanbaru di ballroom Hotel Grand Suka Pekanbaru. Dalam rakor dan silahturahmi ini beberapa organisasi angkatan darat antara lain Poskopau, Riau Taxi, Blue Bird, Popsi, Haritek, Trans Metro dan seluruh angkutan umum menyatakan sikap dukungan sepenuhnya akan mendukung Firdaus – Rusli pada Pilkada 27 Juni 2018 mendatang, seperti juga disampaikan oleh ketua Organda Pekanbaru, Saiful Alam.

Namun harapan untuk tetap ada dan eksis juga disampaikan oleh petinggi Organda tersebut. Dengan jumlah anggota yang besar, dia tidak ingin anggotanya kehilangan mata pencaharian akibat tergerus oleh mode transportasi berbasis aplikasi yang saat ini digemari oleh masyarakat perkotaan. Saiful sendiri dalam sambutannya menyampaikan bahwa dia dan anggotanya sangat membutuhkan dampingan pemerintah, “Kami ingin dibina pak, bukan dibinasakan.” sebutnya diacara itu.

Dari data saat ini armada taksi yang ada di Pekanbaru dinilai masih kurang, saat ini hanya ada sekitar 700 armada, sedangkan untuk wilayah pekanbaru sendiri dibutuhkan sekitar 1.200 armada taksi begitu yang disebutkan ketua DPC Organda dan dibenarkan oleh Firdaus.

Seperti biasanya, Firdaus bukanlah tipe pemimpin yang doyan mengobral janji. Namun Firdaus bertekad akan memberikan jalan keluar yang terbaik bagi Organda, seperti yang ia sampaikan dalam pidatonya: “Apapun yang menjadi persoalan pada seluruh Organda yang ada di Pekanbaru, insyaallah jika kami menjadi gubernur maka kami akan menyelesaikan setiap persoalan yang ada.”


Tulis Komentar