Nasional

Butuh 7 Ribu Ha Lahan, Kopassus Minta Menhan Keras ke Perhutani

Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen Eko Margiyono.

GILANGNEWS.COM - Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono bercerita tentang lahan latihan Kopassus di Situ Lembang Bandung. Danjen Kopassus curhat tentang lahan seluas 7.145 hektare itu dan Kopassus baru mendapatkan lahan 284 hektare untuk latihan tempur anggota Kopassus.

Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono mengatakan, proses pengajuan pinjam kawasan hutan Situ Lembang Bandung sudah diberikan kepada Menhan sejak 23 Desember 2017. Tindak lanjut dari Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan yaitu Kemenhan sudah mengajukan surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Tindak lanjut dari hasil tersebut Dirjen Pothan (Potensi Pertahanan) Kemenhan telah mengajukan surat kepada KLHK. Ada dua surat yang berbeda, pertama surat pengajuan pinjam pakai kawasan hutan lindung seluas 3.320 hektare sebagai daerah latihan Kopassus dan surat kedua pengajuan kerja sama pengurangan kawasan cagar alam seluas 3.825 hektare sebagai daerah latihan," kata Eko dalam sambutannya sebelum Menhan
Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan di Gedung Flamboyan, Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/5/2018).

Eko mengatakan, lahan di Situ Lembang seluas 7.145 hektare itu terdiri dari lahan di kawasan cagar alam seluas 3.825 hektare dan kawasan hutan produksi sekitar 3.320 hektare. Dia juga mengatakan setelah Dirjen Pothan Kemhan memberikan dua surat itu, KLHK baru menjawab satu surat itu.

"Tindak lanjut dari kedua surat tersebut sudah dijawab sebagian oleh KLHK oleh Dirjen Planologi Kehutanan KLHK, memberikan telaah bahwa kawasan yang diajukan sebagai daerah latihan Kopassus terindikasi sebagai hutan alam primer sehingga izin pinjam pakainya ditunda," ungkapnya.

Eko mengatakan, Kopassus tidak tahu sampai kapan penundaan izin pinjam pakai itu selesai. Ia meminta kepada Kemenhan untuk mengajukan kembali kerja sama penggunaan lahan kepada Dirut Perum Perhutani.

"Sedangkan dengan tindak lanjut dari surat Dirjen Pothan nomor B1967 setelah hasil konsultasi dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK sesuai dengan telaah internal Kepala Balai KSDA, yang dapat dikerjasamakan dengan Kopassus sebagai daerah latihan hanya seluas 284 hektare," kata Eko.

"Dirjen Pothan akan melaksanakan koordinasi langsung dengan Kepala Balai KSDA Jabar dengan mengajak pihak Kopassus untuk mengajukan kerja sama penggunaan kawasan cagar alam seluas 3.825 hektare. Jadi dari dua surat tadi Bapak, satu sudah setujui hanya 284 hektar, yang satu lagi belum ada kepastian," sambungnya.

Ia meminta agar Menhan Ryamizard lebih keras kepada Pehutani karena menurutnya lahan Situ Lembang saat ini sudah dijadikan lahan komersil dengan adanya Dusun Bambu disana.

"Sehingga kami berharap kita mungkin agak keras sedikit juga dengan Perhutani, kenapa untuk lahan komersial mereka bisa dikasihkan, tapi sementara untuk kebutuhan kita latihan itu dipersulit? Karena jujur, Bapak (Ryamizard), kalau di Situ Lembang dilepas oleh Kopassus mungkin banyak investor yang tertarik karena tempatnya sudah sejuk, dingin dan sangat menyenangkan apalagi dibuat real estate," curhatnya.

Menanggapi hal itu, Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan akan membicarakan persoalan itu dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) dan Menteri Kehutanan (KLHK). Yang terpenting, kata Eko, lahan itu jangan sampai disalahgunakan seperti ditebangnya pepohonan yang ada di sana.

"Kalau tentara itu saya yakin tentara tidak akan tebang-menebang seperti di Gunung Salak, saya tempatkan sore-sore tempat sembunyi truk nyuri kayu, satu, dua, tiga nyuri kayu sekarang nggak ada lagi gitu. Keberadaan tentara harus ada gunanya, mudah-mudahan yang diberikan pasti sudah dijaga kita tanami lagi. Saya di Gunung Salak tanem 30.000 (pohon)," kata Menhan dalam kesempatan yang sama.


Tulis Komentar