Politik

Malaysia Hasilkan 56 Jenis Olahan, Riau di Bawah 10, Ini Rencana Besar Firdaus untuk Sawit dan Karet

GILANGNEWS.COM - Calon Gubernur Riau DR Firdaus ST, MT ikut prihatin dengan lemahnya daya saing ekonomi Riau dewasa ini. Dia pun menjanjikan kebangkitan ekonomi yang berpihak bukan saja kepada pelaku usaha, namun juga petani pekebun.

Hal tersebut diungkapkannya selepas menerima perwakilan masyarakat Pelalawan di Pangkalan Kerinci, Ahad (3/6/2018) kemarin disela-sela sesi silaturahim di Simpang Kualo.

''Ya, kita harus jujur. Bila kita ingin tingkat kesejahteraan petani pekebun, maka, pola yang ada saat ini tidak boleh dipertahankan. Kita harus mengubah, dari daerah yang cuma menghasilkan barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi,'' ungkap Firdaus.

Dia mencontohkan, dalam sektor usaha perkebunan kelapa sawit. Kita di Indonesia baru bisa menghasilkan sekitar 21 jenis komoditas barang, produk berbahan baku minyak sawit. Sementara di Malaysia, itu jumlahnya sudah sangat variatif, sudah mencapai 56 jenis.

Produktivitas usaha dengan memperkuat sektor hilir tersebut, dikatakan Firdaus sangat menguntungkan bagi negara-negara yang selama ini menjadi pembeli produk mentah dari Indonesia, termasuk dari Riau.

Karena itulah, sebut Firdaus, pihaknya sudah punya komitmen, program yang baku untuk standarisasi pengolahan bahan baku industri termasuk kelapa sawit dengan cara memperkuat, memperbanyak jenis usaha dari komoditas unggulan yang ada di Riau.

''Kita punya sawit, punya karet, itu yng kita prioritaskan untuk bisa dikembangkan investasi hilirnya. Sejauh ini di Riau, jumlah komoditas yng dihasilkan masih sekitar 10 jenis saja, belum seperti Malaysia. Kita harus tarik investor masuk ke Riau untuk mengelola potensi pertanian yang dimiliki masyarakat kita saat ini.

''Tahap awal, kita akan dukung akses untuk pemberbanyak pabrik-pabrik pengolahan berbahan kepala sawit juga karet. Dengan begitu, tidak ada lagi monopoli usaha. Dengan begitu juga, hasil pertanian masyarakat juga bisa bersaing di pasar. Dari sana kita akan tingkatkan produktivitas usaha pabrik yang ada, bukan cuma mengolah bahan setengah jadi, tapi menjadi barang jadi,'' kata Firdaus.

Dengan posisi Riau yang strategis di perairan selat Malaka, pihaknya sangat yakin kalau Riau akan menjadi magnet ekonomi yang diburu oleh para pelaku usaha.

''Saya pikir tidak sulit untuk mencapai hal tersebut. Tinggal kita tingkatkan kualitas pelayanan publik, pelayanan usaha yng bisa memberikan kemudahan pada pelaku usaha untuk datang. Potensi kelapa sawit sangat besar, dan semuanya potensial untuk digarap dan memiliki nilai ekonomis untuk mendukung pembangunan daerah dan mensejahterakan rakyat,'' kata Firdaus.

Riau juga didukung dengan sejumlah pelabuhan berskala internasional di Gaung  Pelintung, Kuala Enok dan Buton yang siap untuk mendukung kemudahan pelaku usaha mengakses pasar di selat Malaka.

Karena itulah, sebut Firdaus, bukan saja membangkitkan etos kerja masyarakat dengan membangun daya saing usaha dan menyediakan infrastruktur, pemerintah juga berkewajiban untuk membangun kualitas sumber daya manusia yang siap untuk berperan dalam sektor-sektor tersebut.

''Itu yang kita programkan dengan mnyekolahkan putra-putri Riau untuk pendidikan-pendidikan penting di luar negeri. Kita ingin, anak-anak Riau bisa memimpin industri unggulan di daerah ini. Karena itulah, setiap tahunnya Firdaus-Rusli akan sekolahkan 200 mahasiswa untuk program S2 dan S3. Dalam 5 tahun kita targetkan ada 1.000 orang anak-anak terbaik Riau yang siap untuk membuat perubahan besar untuk daerahnya,'' optimis Firdaus.

Dari lapangan kerja yang ada itu juga, dia harapkan, ke depan itu, sumber daya manusia yang ada di Riau bisa terserap, dan tidak ada lagi anak-anak Riau, masyarakat Riau yang hidup susah. ''Disana pemerintah akan menjadi pemegang regulasi khususnya untuk memberdayakan masyarakat, angkatan kerja produktif supaya bisa bekerja pada peluang usaha yang ada,'' kata dia.

Begitu pun, Firdaus mngungkapkan, pola tersebut tidak hanya akan dilakukan pada sektor perkebunan, namun juga pertanian, perikanan termasuk ekonomi baru berbasis pariwisata.


Tulis Komentar