Pekanbaru

Tingkat Perburuan Berkurang, Jumlah Harimau Sumatera Bertambah

GILANGNEWS.COM - Dalam peringatan Global Tiger Day 29 Juli 2018 lalu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama WWF Indonesia menayangkan footage induk Harimau Sumatera beserta tiga anaknya yang tengah bermain di kawasan hutan konservasi di Riau. Penampakan ini memberi harapan bagi perkembangbiakan satwa langka tersebut.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, menyebutkan bahwa induk harimau yang dinamakan Mira itu telah melahirkan dua generasi harimau.
Pada 2015 lalu, di salah satu site camera yang dipasang timnya bersama dengan WWF menampilkan Mira dengan tiga ekor anaknya. Pada 2017 akhir, Mira kembali melahirkan anak sebanyak empat ekor.

"Dari rangkaian ini terlihat proses regenerasi yang baik dari harimau sumatra di lingkungan asli yang mendukung," kata Suharyono pada Selasa (31/7/2018).

Secara populasi, kata Suharyono, saat ini Harimau Sumatera di Riau sudah meningkat dibanding sebelumnya. Pada data tahun 2010, Riau hanya memiliki 30 ekor harimau. Sedangkan saat ini, BBKSDA mencatat ada 45 ekor harimau.

"Untuk keseluruhan Pulau Sumatera, ada sekitar 600 ekor Harimau Sumatera yang tersebar di seluruh kawasan konservasi," jelasnya.

Suharyono mengatakan peningkatan tersebut disebutkan karena menurunnya tren perburuan harimau sejak tahun 2014 lalu di Riau. Perburuan masih menjadi masalah utama kehidupan satwa dilindungi ini di Riau.

"Perburuan sangat mempengaruhi kehidupan harimau. Jangankan berburu harimau, berburu pakan harimau seperti rusa, monyet ekor panjang dan babi hutan pun akan berpengaruh," kata Suharyono.

Perburuan pakan harimau ini, papar Suharyono, juga memicu konflik manusia dan harimau. Karena jumlah hewan buruannya yang makin sedikit membuat harimau ini mencari makan keluar jauh dari kawasan konservasi dan mendekat ke pemukiman. "Jadi meski pakan harimau ini tidak dilindungi, disarankan untuk tidak melakukan perburan besar-besaran," sebutnya.

Masalah lain yang mengganggu keberlangsungan hidup Harimau Sumatera yakni kawasan hutan Riau yang makin terdegradasi. Pembukaan lahan menyebabkan habitat alami harimau makin sempit dan merusak tatanan kehidupannya.

"Untuk itu saat ini kita berharap kesadaran untuk menjaga harimau Sumatera ini bisa terus kita tularkan ke yang lain," pungkas Suharyono.


Tulis Komentar