Politik

Detik-detik 'Panas' Sebelum Deklarasi Prabowo-Sandiaga

Tim Partai Gerindra diduga sempat ditolak untuk masuk ke rumah SBY di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Pilihan Demokrat akhirnya berubah mendukung keduanya.

GILANGNEWS.COM - Sekitar pukul 20.30 Kamis (9/8) Sugiono, salah seorang petinggi Partai Gerindra, tiba di kediaman Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Namun dia diduga dilarang masuk ke rumah itu.

"Sinyal negatif dari sana (pihak SBY)," ujar Sugiono.

Dari sumber yang menceritakan soal kejadian itu. Sugiono pun akhirnya melapor ke bosnya, Prabowo Subianto. Namun, Sugiono membantah dirinya ditolak saat datang ke rumah SBY.

"Ah enggak Mas. Banyak teman-teman saya kok, masak ditolak," katanya.

Prabowo, lanjut sumber itu, lantas menuju ke rumah SBY untuk mengetahui apa yang terjadi. Dalam pertemuan mencuat, SBY tetap berkukuh agar anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tetap jadi cawapres dari koalisi Prabowo.

"Pertemuan itu ditutup dengan kalimat: "Anda akan digulingkan oleh Sandiaga dan Anda tidak sadar itu," kata sumber tersebut.

Ketika dikonfirmasi mengenai pertemuan itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief tak meresponsnya.

Namun soal 'penggulingan' itu, mungkin tak sepenuhnya keliru.

Andi Arief juga mencuitkan bahwa Sandiaga Uno-cawapres Prabowo kini-sebelumnya justru ingin membatalkan pasangan Prabowo-AHY. Dia ingin menggantikannya menjadi Sandi-AHY.

"Saya hanya ingin Tweet ini didengar Prabowo bahwa orang yang akan menjadi cawapresnya adalah yang dua minggu lalu akan menggulingkannya," kata dia dalam cuitannya.

Teken Dukungan ke Sandi

Prabowo akhirnya meninggalkan SBY dan kembali ke rumahnya di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan. Di sana sudah menunggu petinggi PKS dan PAN.

Di rumah Prabowo, Sandiaga pun hadir dalam pertemuan dengan PKS dan PAN. Para petinggi partai koalisi kemudian menandatangani surat rekomendasi untuk pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno maju ke pilpres 2019.

"Saat itu pun muncul perbincangan jika Demokrat masih ingin bergabung dengan koalisi ini, mereka akan menerimanya," kata sumber itu.

Akhirnya, Prabowo dan partai pendukung koalisinya mengumumkan pencalonan dia dan Sandiaga Uno secara terbuka melalui jumpa pers pada Kamis (9/8) malam, sekitar pukul 23.30 WIB.

"Sejak awal, Pak Prabowo secara pribadi menginginkan Anies atau saya sebagai pendampingnya," kata Sandiaga.

Sandi mengatakan keinginan Prabowo ini dikemukakan dalam pertemuan dengan Aneis Baswedan dan dirinya. "Jika Anies tidak mau, maka saudara Sandiaga," ujar Sandi menirukan pernyataan Prabowo.

Terkait dengan soal AHY, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan Prabowo sama sekali tidak pernah menjanjikan anak SBY itu menjadi cawapres jika Demokrat bergabung dalam koalisi.

"Enggak begitu," kata Ferry saat dihubungi , Jumat (10/8).

Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade mengatakan hal senada. Andre mengklaim Prabowo tidak pernah menjanjikan AHY sebagai cawapres.

Dia menjelaskan bahwa AHY memang sempat dibicarakan antara Prabowo, petinggi Gerindra, PKS, dan PAN. Hasilnya, PKS dan PAN menolak jika Prabowo mendapuk AHY sebagai cawapres.

"Ternyata kan nama Mas AHY itu ditolak oleh PKS dan PAN. Ya tentu Pak Prabowo harus mencari figur alternatif. Nama yang paling pas ya Bang Sandi. Setelah ditawarkan dengan diskusi panjang alhamdulillah disetujui," kata Andre.

Namun, cerita politik berubah cepat.

Kini, Partai Demokrat berada di belakang duo Prabowo-Sandiaga dan siap memenangkan pertarungan 2019.


Tulis Komentar