Nasional

Asian Games 2018 5 Cabor Baru Tumpuan Indonesia Raih Emas di Asian Games 2018

Pencak silat jadi salah satu cabang andalan Indonesia meraih emas di Asian Games 2018.

GILANGNEWS.COM - Indonesia bertumpu pada lima cabang olahraga (cabor) baru dalam mendulang medali emas demi mencapai target finis di posisi 10 besar Asian Games 2018.

Sebagai tuan rumah Indonesia memiliki hak mengajukan cabor-cabor lain di luar yang sudah ada di Asian Games sebelumnya. Cabor-cabor itu tentu saja keuntungan bagi tuan rumah untuk meraih banyak medali.
Dalam menjadi tuan rumah Asian Games 2018 atau yang kali kedua sepanjang sejarah, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta empat kesuksesan. Selain prestasi, Indonesia diharapkan sukses pelaksanaan, ekonomi, dan administrasi.

Sukses prestasi itu tentu saja untuk mengulang pencapaian di Asian Games 1962 saat kali pertama menjadi tuan rumah dengan menempati posisi kedua klasemen medali berkat torehan 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.

Untuk Asian Games 2018, Indonesia memasukkan pencak silat, paralayang, panjat tebing, jetski dan bridge ke dalam 40 cabang yang dipertandingkan di Asian Games edisi ke-18 ini.

Bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kelima cabang olahraga tersebut merupakan sebagian dari 11 cabor dengan 20 nomor pertandingan yang diandalkan Indonesia untuk meraih medali emas.

Sedangkan enam cabor lainnya adalah: taekwondo, bulutangkis, dayung (rowing dan perahu naga), angkat besi, wushu, serta bulutangkis. Selain 11 cabor, Kemenpora menyebut ada sembilan cabang olahraga dengan 72 nomor pertandingan yang berpotensi mendatangkan medali.

Demi posisi di 10 besar klasemen akhir medali, Kemenpora menilai cabor-cabor baru itu merupakan target realistis dibanding harus mengandalkan cabor Olimpiade. Meskipun, sasaran dari keikutsertaan Asian Games 2018 adalah Olimpiade Tokyo pada 2020 mendatang.

"Memang Indonesia idealnya itu harus mengandalkan cabang-cabang olimpiade karena setelah ini 2020 ada Olimpiade. Tapi setelah kami ukur, kalau cabor-cabor olimpiade itu jadi andalannya target 10 besar tidak akan terpenuhi," kata Sesmenpora Gatot S Dewa Broto kepada wartawan.

Sebagai salah satu pendatang baru, pencak silat ditarget untuk bisa memperoleh lima dari 16 medali emas yang diperebutkan. Begitu juga bridge yang ditarget meraih dua medali emas dari enam nomor yang dipertandingkan. Dua emas diharapkan bisa diperoleh dari nomor men team dan supermixed team. Cabor paralayang, panjat tebing dan jetski juga ditarget masing-masing dua medali emas.

"Maka dari itu, Indonesia tidak mau kehilangan muka karena jadi tuan rumah. Apa boleh buat, kami terpaksa mengandalkan [cabor baru] dan kebetulan ada peluang buat cabor baru yang diusulkan Indonesia potensi emasnya cukup terbuka. OCA menyambut dan memberi perhatian kepada Indonesia sebagai tuan rumah," sebut Gatot.

Untuk jangka panjang, lanjut Gatot, sebetulnya agak rawan untuk mencari medali dari cabor-cabor baru yang dimainkan di Asian Games 2018. Sebab, di Asian Games selanjutnya cabor tersebut belum tentu dimainkan lagi.

"Betul, saya akui ini [penetapan target medali dari cabor baru] adalah bagian dari strategi. Kalau kami hanya mengandalkan cabor-cabor Olimpiade kami akan kehilangan muka," ujarnya.

Sementara itu bulutangkis diharapkan bisa memenuhi perolehan target dua medali emas. Meskipun Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) hanya menargetkan satu medali emas dari nomor ganda.

Saat ini, peluang datang dari ganda putra yang diwakili Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang kini berstatus juara dunia. Begitu juga pasangan peraih gelar Olimpiade 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang untuk terakhir kalinya tampil mewakili Indonesia di Asian Games serta ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang diharapkan bisa memberikan kejutan prestasi.

Meski ditarget satu emas, taewkondoin Indonesia belum pernah meraih medali emas di dua edisi Asian Games sebelumnya. Pada edisi Asian Games 2006 dan 2010, Indonesia hanya bisa membawa pulang perunggu dari taekwondo.

Cabor rowing juga diharapkan bisa meraih satu emas, padahal pada penampilan di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, Indonesia hanya bisa membawa pulang perunggu. Begitu juga perahu naga yang terakhir kali mencetak prestasi mengejutkan ketika tampil di Asian Games 2010 di Guangzhou, China, dengan meraih tiga medali emas.

Angkat besi juga punya peluang meraih emas setelah China dipastikan absen karena larangan dari Federasi Angkat Berat Internasional (IWF) akibat kasus doping. Meski begitu Eko Yuli Irawan, lifter yang menjadi tumpuan Indonesia di kelas 62 kilogram, mengaku persaingan saat ini semakin kompetitif.

"Optimistis bisa [dapat] medali. Tapi walaupun tidak ada China, persaingan juga semakin berat karena Jepang, India, dan Vietnam juga punya peluang. Jadi bisa dibilang 50:50 peluangnya untuk emas," kata Eko yang meraih perunggu di Asian Games 2014.


Tulis Komentar