Nasional

Kopi Literasi, Cara Dukuh Pasah Boyolali Kembalikan Minat Baca

Anak-anak saat belajar dan membaca buku di kafe kopi literasi milik kelompok Agro Ayuning Tani Dukuh Pasah, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

GILANGNEWS.COM - Kemajuan teknologi sudah dirasakan semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali para generasi muda, bahkan anak-anak. Mereka sudah diperkenalkan dengan gadget (gawai).

Hampir setiap hari anak-anak ini 'dimanjakan' dengan beragam aplikasi gadget. Mereka mengakses berbagai game atau permainan di ponsel pintar tersebut. Saking asyiknya bermain gadget, anak-anak lupa untuk belajar.

Fenomena inilah kemudian menginisiasi Kelompok Tani Argo Ayuning Tani Dukuh Pasah, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengintegrasikan gerakan kopi literasi dengan mendesain kantor sekretariat menjadi kafe kopi sekaligus rumah baca.

Gerakan kopi literasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan minat baca terutama bagi anak-anak dan generasi muda agar tidak kecanduan gadget. Namun, apabila ada orangtua atau desa yang ingin membaca buku juga dipersilakan datang ke sekretariatnya.

Ketua Kelompok Agro Ayuning Tani Dukuh Pasah Sugiantoro mengungkap, anak-anak sekarang kalau sudah membawa gadget lupa belajar. Oleh karena itu, sambung Sugiantoro misi utama gerakan kopi literasi adalah mengembalikan minat baca anak-anak di Dukuh Pasah.

"Konsepnya itu meningkatkan minat baca anak-anak. Karena sekarang kalau anak-anak sudah pegang gawai mereka lupa belajar," katanya saat ditemui wartawan di kedai kopi kawasan Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/10/2018) petang.

Pihaknya menambahkan, di kafe kopi miliknya tersebut dilengkapi rak buku, meja dan kursi yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan anak-anak membaca buku sambil menikmati cita rasa kopi, bagi yang menginginkan. "Mereka bisa datang ke kafe kopi kita untuk baca-baca buku.

Mereka yang menginginkan minum kopi bisa kita buatkan. Karena kita ingin mengenalkan kopi juga kepada mereka," kata dia.

Ada ratusan koleksi buku bacaan bantuan dari Gunernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disediakan di kafe kopi bernama D'agro. Ada buku cerita, novel, pelajaran, dongeng, dan lain-lain.

"Di tempat kita bakda Ashar sampai Magrib anak-anak itu ikut TPA (Taman Pendidikan Alquran). Sekretariat kita dengan masjid itu dekat. Jadi, setelah Magrib mereka bisa baca-baca buku ke sini," ungkap dia.

Sugiantoro mengungkapkan, tanggapan masyarakat terhadap gerakan kopi literasi yang digagasnya tersebut sangat positif. Terbukti, setiap hari di kafe kopinya itu selalu ramai dikunjungi masyarakat.

Mereka tidak hanya ingin menikmati kopi, tetapi juga membaca buku koleksi yang disediakan di kafe kopi.

"Koleksi buku bacaan akan kita tingkatkan supaya lebih beragam. Masyarakat bisa memilih buku bacaan sesuai dengan yang mereka inginkan," jelas dia.

Anggota Kelompok Agro Ayuning Tani, Sumarno menambahkan, gerakan kopi literasi untuk menggali potensi lokal di daerahnya. Sehingga masyarakat yang datang ke kafe tidak sekadar ngobrol, menikmati kopi, namun mereka bisa membaca buku yang ada di kafe tersebut.

"Mereka yang datang ke kafe kopi kita itu tak hanya minim kopi nongkrong, tapi juga bisa membaca buku di sini. Ini menjadi daya tarik untuk meningkatkan minat baca masyarakat," beber Sumarno.

 


Tulis Komentar