Politik

PAN: Justru Elektabilitas Kami Turun jika Dukung Pak Jokowi

Ketua DPP PAN Yandri Susanto sebelum Rapat Kerja Nasional (PAN) untuk tentukan arah di Pilpres 2019, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (9/8/2018).

GILANGNEWS.COM - Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional ( PAN) Yandri Susanto tak sepakat jika pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya memberikan keuntungan elektoral bagi Partai Gerindra pada Pemilu 2019. Menurut Yandri, dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga justru memberikan dampak yang positif terhadap PAN. "Kalau saya merasakan, justru kami yang mendukung Prabowo-Sandi itu bagi PAN sangat positif. (Ada coattail effect) sangat positif," ujar Yandri saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/10/2018). Yandri mengatakan, situasi sebaliknya akan terjadi jika pada Pilpres 2019 PAN memberikan dukungan terhadap pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Elektabilitas PAN akan menurun, sebab konstituen di akar rumput tidak menginginkan Presiden Jokowi kembali memimpin untuk kedua kalinya.

Yandri memastikan partainya akan maksimal mengampanyekan pasangan Prabowo-Sandiaga. "Justru kalau PAN kemarin itu mendukung Pak Jokowi itu repot bagi PAN karena di akar rumput kami memang setelah disurvei beberapa kali, pertemuan tingkat provinsi, kabupaten/kota dengan para caleg, ya hampir semua maunya tidak ke Jokowi," kata Yandri. Survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 24 September-5 Oktober 2018 menunjukkan, PDI Perjuangan dan Gerindra diasosiasikan paling kuat dengan dua pasangan yang menjadi peserta Pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal ini membuat elektoral kedua partai itu ikut meningkat. Pada pasangan Prabowo-Sandiaga, efek ekor jas lebih terjadi pada Gerindra sebagai partai politik yang selama ini sangat diidentikkan dengan sosok Prabowo.

Berdasarkan survei ini, angka keterpilihan Prabowo meningkat, dan berbanding lurus dengan peningkatan potensi suara Gerindra. Dari 1.200 responden, 16,0 persen responden memilih Gerindra. Dari jumlah itu, 62,9 persen responden merupakan pemilih loyal alias strong voters. Sementara, 37,1 persen responden lainnya merupakan pemilih mengambang. Dari total responden pemilih Gerindra, 92,4 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara, hanya 5,8 persen responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf Amin. Yohan mengatakan, PKB juga berpeluang mendapatkan efek ekor jas. Namun, peningkatan elektoralnya bersumber dari sosok cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin. Loyalitas pemilih dan efek ekor jas dalam pilpres akan membuka pintu bagi keterpilihan partai politik di pemilu. Sekitar enam bulan ke depan, parpol harus terus menakar dan berhitung dengan cermat. Hasil hitungan akan menentukan di posisi mana parpol berada, di zona aman lolos ambang batas paelrmen atau di zona lain.


Tulis Komentar