Nasional

Prabowo Heran Dituduh Bela Khilafah

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengajak masyarakat tidak terprovokasi hasutan dan kabar bohong atau hoaks.

GILANGNEWS.COM - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengajak masyarakat tidak terprovokasi hasutan dan kabar bohong atau hoaks.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat mengikuti rangkaian deklarasi "Relawan Rhoma Irama for Prabowo-Sandi (PAS)", di markas Soneta, Jalan Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat, Minggu (28/10).

Dia mengajak para pendukung dan relawan Prabowo-Sandi untuk meneladani sifat Nabi Muhammad SAW yang sangat sabar dalam menghadapi fitnah dan ujian.

"Rasulullah bukan hanya dihina, tapi juga diludahi. Beliau mau dibunuh, dilempar kotoran tapi beliau tidak membalas. Maka kita juga tidak boleh membalas," kata Prabowo dalam keterangan yang dikutip Antara.

Dia mengaku heran atas tuduhan yang menyerang dirinya bahwa dirinya dianggap mendukung berdirinya negara khilafah dan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah.

Sebagai purnawirawan TNI, Prabowo mengaku paham bagaimana mengabdi untuk bangsa dan negara serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

"Saya dari kecil mendukung NKRI. Tapi saya malah dituduh mendukung membela khilafah ISIS. Tapi ya sudah lah kalau orang sudah fitnah, kita jangan terpancing dan jangan dibikin marah," ujarnya.

Prabowo meminta masyarakat khususnya para pendukungnya harus tegas dalam menentukan pilihan untuk Indonesia yang adil dan makmur.

Dia mengatakan, masyarakat harus bersikap tegas bahwa Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri. Dia meyakini jika pasangan Prabowo-Sandi menang di Pilpres 2019, maka Indonesia akan bangkit.

Prabowo saat ini bertarung untuk kali ketiga di ajang pemilihan presiden. Dia bersama Sandiaga menantang calon petahana Joko Widodo yang berduet dengan Ma'ruf Amin.

Prabowo kerap menyuarakan kejatuhan ekonomi di era Jokowi. Dia membukukan pemikirannya di sektor ekonomi dalam Paradoks Indonesia. Namun tim Jokowi menganggap data yang dilampirkan dalam buku tersebut tidak akurat.

Prabowo saat ini dalam usaha mengejar ketertinggalan elektabilitas dari dominasi Jokowi. Survei yang melibatkan 1.200 responden itu menghasilan keterpilihan Jokowi-Ma'ruf 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandi 28,6 persen.

LSI menyebut menyebut kasus dugaan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet membuat pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin dijauhi oleh kalangan swing voters atau pemilih mengambang dalam Pilpres 2019.


Tulis Komentar