Nasional

Menengok Skybridge Tanah Abang Sebelum Resmi Digunakan

Skybridge Tanah Abang terdiri atas lapak bagi PKL, lajur untuk pejalan kaki, dan jalur bagi pejalan difabel.

GILANGNEWS.COM - Jembatan penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, rencananya akan resmi digunakan besok, 7 Desember 2018.

Selain untuk pejalan kaki, jembatan tersebut juga akan menjadi tempat bagi pedagang kaki lima (PKL). Sebab, di bagian pinggir skybridge itu disediakan lapak bagi PKL.

Pada waktunya nanti, sebanyak 446 PKL yang ada di sepanjang Jalan Jati Baru akan menempati lapak-lapak yang sudah disiapkan PD Pembangunan Sarana Jaya di JPM. Bagi para penumpang commuter line yang akan melintasi JPM disiapkan 7 gate. 

Selama JPM tersebut belum jadi, sejumlah PKL yang biasa berdagang di Jalan Jatibaru membuka lapak di bawahnya sehingga memadati trotoar khusus pejalan kaki.

Ditanya mengenai pemindahan kios ke JPM, sebagian PKL mengaku masih ragu-ragu menempati kios yang telah disiapkan itu. Salah satunya Ahmad (65) yang saban hari buka lapak busana perempuan Muslim

"Saya belum bisa mastiin akan pindah atau tidak, mbak. Masih saya pikirkan," ujar Ahmad kepada pers, Rabu (5/12).

Sama hal nya dengan Ahmad, Ari (40) pun masih ragu mengenai pemindahan kios yang akan menempati JPM Tanah Abang.

"Saya masih nyaman jualan di sini. Tapi kalau memang harus dipindah, saya ikut saja," kata Ari.

Baik Ahmad maupun Ari memiliki kekhawatiran tersendiri jika harus masuk ke JPM. Salah satunya omzet turun karena jumlah pembeli berkurang seperti yang pernah terjadi di Blok G Tanah Abang.

Lain halnya dengan Diah (45), pemilik lapak busana pria di bawah JPM. Perempuan yang baru hitungan bulan berjualan di bawah JPM itu mengaku tak tahu bahwa PKL akan dipindahkan ke atas.

"Saya di sini baru jualan sekitar enam bulan. Jadi, saya belum dapat informasi soal itu, mbak," tutur Diah.

Berdasarkan pantauan, JPM itu setidaknya terdiri atas tiga lajur yakni barisan lapak untuk PKL yang dibatasi garis warna kuning sebagai wilayah mereka, jalur pedestrian, dan jalur kuning timbul bagi difabel.

Pada JPM itu didapati fasilitas umum yakni toilet serta musala.

Sebelumnya, saat meninjau lokasi JPM pada 30 November lalu, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, untuk menggunakan toilet tersebut pengguna dikenakan biaya Rp2.000. Namun, itu direncanakan akan dilakukan dengan sistem 'tap' pakai kartu.

"Nanti rencananya ada 'tap' di situ. Untuk pedagang, bisa digunakan setiap hari hanya untuk membayar satu kali saja. Kalau untuk penumpang atau pengunjung itu setiap sekali pemakaian dikenakan biaya Rp2.000," kata Yoory kala itu.

Mulanya, JPM alias skybridge Tanah Abang dijadwalkan rampung pada 23 November lalu. Tapi, ada kendala sehingga pengerjaannya molor. Salah satu kendala adalah terkait dengan evaluasi arus penumpang Stasiun Tanah Abang setelah skybridge terbangun dan tersambung dengan pasar.


Tulis Komentar