Nasional

DPR RI pesimis Terhadap Keputussan Pemerintah

pertumbuhan ekonomi.
Gilangnews.com - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengaku pesimis terhadap keputusan pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang ideal sebesar 5-5,1 persen.
 
"Kami sudah bertempur bahwa pertumbuhan ekonomi yang pantas itu 5,0-5,1 persen. Tapi Badan Anggaran (Banggar) memutuskan 5,2 persen," ujar Hafisz di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (16/8).
 
Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tersebut, katanya, justru menimbulkan adanya tambahan anggaran sebesar Rp 58 triliun. Sebab, satu poin dari pertumbuhan ekonomi membutuhkan dana yang besar agar target tersebut bisa tercapai.
 
"Dari mana dana itu? Ini yang tidak dipikirkan oleh mereka. Apalagi sekarang Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) bilang kita defisit. Artinya dengan tambahan Rp 58 triliun kemarin, ada asumsi yang tidak sama antara Ibu Sri dengan Pak Bambang (Mantan Menteri Keuangan)," imbuhnya.
 
Seperti diketahui, Pemerintah dan DPR telah menyepakati perubahan beberapa asumsi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2016, salah satunya adalah rasio pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipangkas dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen.
 
Selain pertumbuhan ekonomi, rapat dengan pemerintah juga mengubah asumsi inflasi dari 4,7 persen dalam APBN 2016 menjadi 4 persen dalam asumsi RAPBN-P 2016. Nilai tukar Rupiah juga direvisi kebawah dari semula Rp 13.900 per USD dalam APBN 2016, menjadi Rp 13.500 per USD dalam asumsi RAPBN-P 2016. Sedangkan, suku bunga SPN 3 bulan dinyatakan tetap yakni sebesar 5,5 persen.
 
Namun, Rapat Kerja Panja A Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 pada Rabu (8/6), memutuskan asumsi dasar makro ekonomi Indonesia, khususnya pertumbuhan ekonomi berubah dari 5,1 persen menjadi 5,2 persen.
 
[P]
 
Sumber Merdeka.com


Tulis Komentar