Nasional

2 Pejabat Terbunuh Dalam Percobaan Kudeta di Ethiopia

Ilustrasi.

GILANGNEWS.COM - Perdana Menteri Ethiopia Ahmed Abiy, melalui stasiun televisi setempat, mengumumkan setidaknya dua orang pejabat pemerintahan terbunuh dalam percobaan perebutan kekuasaan (kudeta) di negara bagian Amhara, Ethiopia.

Mereka adalah Ambacher Mekonnen dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Seare Mekonnen. Keduanya terbunuh saat Kepala Keamanan Amhara Jenderal Asamnew Tsige melancar aksi perebutan kekuasaan di bawah pemerintahan Ambacher Mekonnen.

"Ia (Seare Mekonenne) ditembak oleh orang yang dekat dengan dirinya," ujar Abiy, seperti dilansir Reuters, Minggu (23/6).

Seare, kata Abiy, ditembak ketika mencoba menghalangi penyerang dalam kudeta tersebut. Sekretaris Pers Perdana Menteri Billene Seyoum belum bisa memastikan kematian Seare hingga saat ini, namun ia mengkonfirmasi terjadi penembakan.

Sementara sebelumnya Ambacher Mekonnen dikabarkan dibunuh bersama penasihatnya.

Sejak berkuasa pada April lalu, Abiy sendiri memilih sikap membuka diri karena Ethiopia dikenal tertutup.

Di bawah pemerintahannya, sejumlah tahanan politik telah dibebaskan, larangan terhadap partai politik dihapus dan petugas pemerintah yang dituntut karena pelanggaran hak asasi manusia berat telah diadili.

Meski begitu, kekerasan antar etnis yang selama ini diredam oleh negara justru meluas ke seluruh wilayah, termasuk Amhara yang pemerintahannya dipegang oleh Ambacher Mekonnen.

Menanggapi hal ini, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (22/6) mengatakan pihaknya mengetahui soal laporan baku tembak yang terjadi di Addis Ababa dan sejumlah penduduk yang mengaku mendengar sekitar 6 kali tembakan di kawasan dekat Bandara Internasional Bole pada sekitar pukul 09.30 waktu setempat.

"Personel kepala misi disarankan untuk berlindung," dikutip dari situs kedutaan besar.

Banyak orang di berbagai penjuru Ethiopia dilaporkan tidak dapat mengakses internet sejak Sabtu malam, meski pemerintah belum menyatakan apa-apa terkait pemutusan jaringan.


Sementara itu, pada Minggu (23/6), kepala pasukan khusus Amhara, Brigadir jendral Tefera Mamo mengatakan mereka yang berupaya melakukan kudeta telah ditangkap. "Sedikit dari mereka masih bebas," imbuh dia.

Ethiopia akan melakukan pemilihan anggota parlemen tahun depan. Sejumlah grup oposisi telah menyerukan agar pemilihan dilaksanakan tepat waktu, meski terjadi kerusuhan dan pemindahan.


Tulis Komentar